Jakarta – Jerman, juara piala dunia 4 kali (1954, 1974, 1990, 2014) terancam tergusur posisinya melaju ke fase 16 besar . Sedang Spanyol bakal sengit di partai penutup penyisihan Grup E yang di pentaskan, Jumat subuh (2/12).
Kosta Rika akan menjadi batu sandungan Jerman jika tidak hati-hati dalam melakoni pertandingan itu. Karena Jerman baru mengemas nilai 1, sedang Kosta Rika memiliki modal dipoint 3.
Maka Kosta Rika, menjadi ancaman bagi Jerman meskipun diatas kertas masih unggul secara tehnis dan tim. Tapi dalam sepakbola sering tak terduga dan ada saja terjadi kejutan.
Siapa menduga Jerman yang dijagokan salah satu kandidat juara Piala Dunia Qatar, terjungkal dengan skor 1-2 dari rajanya sepakbola Asia ,Jepang diawal pertandingan penyisihan grup.
Jika tim yang diarsiteki Hans Dieter Flick ini mengikuti jejak salah satu kandidat yang diunggulkan juga, Argentina kalah dari Arab Saudi 1-2, di awal pertandingan ,kemudian bangkit di kedua pertandingan sisa dengan memetik kemenangan hingga memimpin grup C, maka nasib Jerman bakal lolos dari ancaman tersingkir. Tidak ada kamus bermain imbang apalagi kalah dari Kosta Rika.
Kemenangan dari Kosta Rika mutlak dipetik Tim Jerman. Dan modal untuk meraih point penuh dimiliki, yakni mereka memiliki pemain pemain yang berkualitas dan kaya akan pengalaman bertanding baik melalui kompetisi di Eropah maupun internasional. Jadi jam terbang mereka sudah mumpuni untuk keluar dari situasi sulit di lapangan.
Sebut saja, Sang kapten , Manuel Neuer yang cukup piawai mengawal gawangnya. Kemudian kwartet pertahanaan, Niklas Suele,Nico Schlotterbeck dan Antonio Ruediger, David Raum
Diposisi lini tengah, sebagai pengatur serangan maupun melapis pertahanan, Manajer Pelatih, Hansi Flick menurunkan ,Kimmich, Ilkay Guendogan, Gnabry,, Mueller dan pemain lincah dan tajam, Jamal Musiala sedang ujung tonbak Kai Havertz.
Sang Arsitek tim , Hansi Flick mengemas pasukannya tampil menekan ke daerah lawan dan mengawasi serangan balik pemain2 Kosta Rika main.
Formasi 4-2-3-1 menjadi andalan sang pelatih. Menempatkan Kai Havertz, di ujung tombak, yang disupport dari lini tengah, Kimmich, Guendogan, Gnabry, dan pemain yang memiliki mobilitas tinggi, Musiala. Yang harus diwaspadai Jerman jangan sampe kecolongan gol dari Kosta Rika
Jepang Versus Spanyol
Pertandingan yang akan berlangsung sengit disajikan Jepang menantang Spanyol di Grup E , Jumat Subuh.
Spanyol yang memimpin grup E sudah mengantongi nilai 4, butuh minimal bermain seri saja sudah menghantar Tim Matador menggenggam satu tiket. Sama dengan Jepang minimal main imbang saja berpeluang meraih satu tiket. Sementara Jerman harus menang banyak jika memenuhi asa ke 16 besar.
Seandainya Spanyol kalah dengan jumlah gol tipis, Spanyol masih melaju ke fase gugur. Yang bisa menghempaskan Spanyol dari singgahsana pimpinan grup, jika Kosta Rika menang dari Jerman dan Jepang meraih point penuh dari Spanyol.
Dan ini bukan tidak mungkin terjadi di sepakbola. Sebelum pertandingan 2×45 berakhir, hasilnya masih penuh misteri. Yang mungkin bisa jadi tidak mungkin.
Maka tidak salah jika partai di grup E disebut penuh misteri jika menilik dari komposisi di Klasemen.
Pertarungan Jepang versus Spanyol akan menarik, dan kedua tim main menekan dengan permainan cepat. Dua tim akan menurunkan materi pemain kekuatan penuh.
Jika Jepang memainkan kombinasi bola bawa dan bola lambung langsung menusuk pertahanaan lawan, maka Spanyol dengan permainan Tiki Takanya, main umpan pendek diselingi dengan perpindahan bola cepat dari kaki ke kaki, bakal merepotkan pertahanan Jepang.
Tim Spanyol kombinasi pemain senior dengan pemain muda, biasanya membangun serangan dari bawah dengan penuh disiplin dilakoni pemain.
Pelatih Luis Enrique yang pernah menangani Barcelona menterjemahkan betul filosofi Tiki Taka yang diperankan pemain usia muda melalui gerakan gerakan ekplosif dan mobilitas tinggi. Rotasi antar pemain di lapangan sangat menunjang strategi dan taktik yang diinginkan Sang Pelatih.
Dengan dikordinasi pemain senior sebagai Kapten,Sergio Busquet (34) ,memimpin rekannya yang sebagian masih muda bahu membahu mengawal pertahanan dan melakukan serangan. Dan Ia bisa mengatur tempo permainan.
Pemain asal klub Barcelona ini menjadi jenderal di lapangan dengan didukung, penjaga gawang, Unai Simon (25 th) . Dua bek sayap yang lincah sama baiknya dalam bertahan dan menyerang, Carvajal (30) dan Jordi Alba (33) ,di bek tengah Laporte (28) dan Rodri (26). Untuk lini tengah menahan gempuran pemain Jepang,diisi pemain2 muda, Gavi (18 th) Pedri (19), Pau Torres (25) dan di depan Ansesio (26),Olmo(24) atau pemain senior,Morata (30).
Pemain pemain muda Spanyol ini adalah petarung di lapangan, agresifitas, mobilitas pergerakan sulit dibaca lawan.Dan mereka didukung fisik dan stamina prima, mungkin faktor usia juga.
Sementara Tim Jepang yang akan bermain cepat, memiliki beberapa pemain yang yang merumput di kompetisi di Inggeris dan Jerman dan benua Eropah lainnya. Sebut saja bek Maya Yosida (Schalke), Itakura ( Burossia MG), Nakayama (Huddersfield), Tomiyasu ( Arsenal) Hiroki Ito, Endo (Stuttgart), Kamada( Frankfrut), Mitoma ( Brighton), Maeda (Celtic) dan yang lainnya.
Para pemain yang memiliki semangat juang ditinggi di lapangan sudah kaya pengalaman bermain atau berkompetisi di daratan Eripah. Jadi tidak heran jika Jerman ditekuk 2-1
Apakah Spanyol akan jadi tim kedua Eropah korban keganasan Jepang?
Grup F juga tak kalah serunya dipentaskan, Kamis malam ini, antara Canada vs Maroko, dan Kroasia dan Belgia.
( Eddy Lahengko, wartawan senior, pengamat sepak bola tinggal di Jakarta)