Raziku Amien, Politisi Senior. (ist)

Raziku Amien: Soekarnois Sejati Pasti Dukung Agenda Budiman dan Prabowo

Loading

YOGYAKARTA (Independensi.com) – Pro-kontra persatuan nasional yang digagas Budiman Sujatmiko dan Prabowo Subianto terus berlangsung luas di kalangan politisi dan aktivis. Langkah politik yang diambil Budiman Sujatmiko menunjukkan konsistensi cita-cita perjuangannya dan sebagian besar massa rakyat Indonesia, bahwa bangsa ini harus kembali bersatu, bangkit dan bersiap untuk menghadapi berbagai tekanan dan ancaman. Hal ini disampaikan Raziku Amien, politisi senior kepada pers di Yogyakarta, Sabtu (22/7).

“Kalau PDIP itu parrai Soekarnois sejati maka sekarang kesempatan bagi PDIP untuk mengembalikan marwah perjuangan Soekarno kembali ke jalan yang benar dan mendukung Budiman Sujatmiko membangun Persatuan Nasionalis, mampu gak PDIP?” ujarnya.

Raziku mengingatkan bahwa langkahkah yang diambil Budiman pernah dilakukan oleh Soekarno yang bekerjasama dengan Jepang dan Amir Syarifuddin dan Syahrir bersama Belanda yaitu mencapai Indonesia Merdeka.

“Tanpa persatuan dan pengorbanan tidak mungkin ada kemerdekaan 1945. Hal yang sama dilakukan Budiman terhadap Prabowo Subianto demi kepentingan yang lebih besar, menyelamatkan Indonesia,” papar, aktivis anti Soeharto angkatan 80’an ini.

Raziku memaparkan, selama Budiman menjadi kader PDIP, perjuangan Budiman secara pribadi tidak didengar lagi oleh rakyat. Padahal Budiman dan PRD telah mempelopori dan membangkitkan rakyat untuk menjatuhkan Soeharto dan Orde Baru ditahun 1998.

“Kita sedih selama di PDIP Budiman tidak ada suaranya. Itu menyedihkan. Sekarang Budiman telah kembali ke tengah gelanggang politik nasional. Ia merangkul Prabowo yang pernah menjadi gendarme Orde Baru yang menculik kawan-kawan Budiman. Namun Budiman mewakafkan dirinya demi persatuan nasional yang tidak mungkin dibangun jika kita disandera oleh masa lalu. Pelanggaran HAM juga tetap dikerjakan oleh Presiden Jokowi dan terus berjalan. Tugas Budiman adalah melanjutkan perjuangan nasional yang mandeg oleh kelakuan politisi busuk reformis,” jelasnya.

Raziku menjelaskan, sejak usia 18 tahun masih SMA Budiman sudah mengerti politik dan punya cita-cita politik sendiri. Nasionalismenya menjadi nyata dalam perjuangan PRD. Budiman dan kawan-kawannya juga yang mempelopori membela PDI dan Megawati saat melawan Orde Baru.

“Jadi bukan setelah di PDIP Budiman jadi nasionalis. Kehadiran Budiman memberikan optimisme baru di massa rakyat bahwa kita tetap harus melanjutkan perjuangan. Kalau kita orang nasionalis kita musti dukung perjuangan Budiman yang punya track record dan kesadaran kolektif perjuangan masa.lalu,” ujarnya

“Dengan adanya Budiman, kita sadar bahwa tidak semua politisi itu korup. Dia membuktikan politik yang bersih dan revolusioner. Selama ini rakyat tahunya partai politik itu korup dan untuk kepentingan pribadi,” tandasnya. (*)