Geliat Pemulihan Ekonomi UMKM Melalui BNI UMKM Festival

Loading

JAKARTA (Independensi.com)
Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi salah satu faktor pendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional dengan kontribusi 99 persen terhadap total kegiatan bisnis.

Bahkan, sektor ini mampu menyerap 97 persen tenaga kerja, atau sekitar 117 juta pekerja, dan menyumbang 60 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) total UMKM di Indonesia tembus 8,71 juta unit usaha pada 2022.

Namun, UMKM masih menghadapi sejumlah tantangan, di antaranya keterbatasan akses permodalan, akses pasar yang kurang, keterbatasan sumber daya manusia terampil, hingga belum optimalnya penggunaan teknologi.

UMKM pun membutuhkan kolaborasi dukungan dari seluruh pihak, mulai dari pemerintah hingga lembaga keuangan, termasuk perbankan.

Dengan dukungan tersebut, diharapkan UMKM dapat memperluas usaha mereka tidak hanya skala lokal namun juga skala global.

Untuk itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. berkerja sama dengan Bisnis Indonesia mempersembahkan program eksklusif bagi para pelaku UMKM di Indonesia bertajuk BNI UMKM Festival.

Melalui program tersebut, UMKM bisa mendapatkan insight dan pelatihan untuk meningkatkan skill sehingga dapat meningkatkan kapasitas bisnis.

BNI UMKM Festival berlangsung pada 8 Agustus 2023 bertempat di The Grand Ballroom Gumaya Hotel, Semarang. Dalam program tersebut, turut hadir Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI Teten Masduki. Sejumlah pembicara serta pelaku UMKM inspiratif pun membagikan cerita-cerita suksesnya dalam mengembangkan bisnis.

Para pembicara yang akan berbagi cerita diantaranya CEO MAKA Group & Founder Toko Kopi Tuku Andanu Prasetyo, Certified Financial Planner Adrian Maulana, Growth Consultant Jonathan End, Director ExportHub.id Ecosystem Amalia S Prabowo, Founder Calla The Label Yeri Afriyani, serta Co-Founder Du Anyam & Chief of Community Partnership Krealogi Hanna Keraf.

Dalam pidatonya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki mengapresiasi BNI yang menjadi salah satu bank BUMN paling berani membiayai UMKM pada rantai produksi.

“BNI ini Himbara atau himpunan bank milik negara paling berani biayai UMKM di sektor produksinya,” ujar Teten.

Menurutnya, langkah BNI perlu dicontoh karena perbankan mesti masuk untuk menyasar pembiayaan kepada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) khususnya di rantai produksi.

Terlebih, kelemahan struktur ekonomi Nasional ada pada sisi produksi. Hal ini pula yang menyebabkan pasar ritel dalam negeri dikuasai produk China.

“Kami pun sekarang kencang agar atur keras di ritel online kita jangan sampai produk dari luar begitu masuk dengan mudah. Sementara dalam negeri harus izin edar yang ribet,” imbuhnya.

Adapun, selaku bank yang juga berkomitmen terhadap sektor UMKM, BNI telah turut serta membantu UMKM berkembang melalui penyaluran kredit untuk peningkatan kapasitas usaha UMKM. Saat ini, total portofolio kepada UMKM sebanyak Rp117,9 triliun yang dinikmati oleh lebih dari 449 ribu debitur.

Selain itu, BNI juga aktif sebagai salah satu bank penyalur kredit usaha rakyat (KUR) dengan total penyaluran hingga saat ini sebesar Rp154 triliun kepada lebih dari 1,4 juta debitur.

“Kami memiliki BNI Xpora yang merupakan solusi digital yang dikembangkan oleh BNI dan ditujukan untuk pelaku UKM yang ingin meningkatkan kapasitas bisnis.

Program ini menawarkan beragam layanan digital yang bisa digunakan oleh pelaku UKM dari berbagai tingkatan, mulai dari yang masih merintis hingga yang siap memperluas pasar,” kata Direktur Retail Banking Bank Negara Indonesia Putrama Wahju Setyawan.

BNI menggabungkan ekosistem diaspora dengan UMKM binaan di dalam negeri untuk dapat lebih cepat merespons potensi pertumbuhan di luar negeri.

Dengan jaringan yang sampai di 7 negara, BNI pun secara proaktif menyelenggarakan berbagai business matching agar UMKM bisa memiliki pengetahuan sekaligus informasi lengkap terkait kesempatan ekspor.

Saat ini, ekosistem ekspor dan diaspora telah dibiayai sebesar Rp28,77 triliun kepada lebih dari 27,33 ribu debitur. Terdapat lebih dari 40 kegiatan pendampingan dan lebih dari 100 kegiatan business matching.

“Tidak hanya melalui Xpora, BNI memiliki layanan mobile banking untuk mempermudah nasabah, termasuk pelaku UKM yang memiliki perputaran transaksi cepat, dalam bertransaksi keuangan,” kata Putrama.

BNI Mobile Banking menawarkan layanan keuangan yang lengkap dalam satu platform, atau all-in-one, mulai dari cek saldo, transfer, hingga pembelian produk investasi dan pembayaran berbagai macam kebutuhan sehari-hari, seperti tiket transportasi dan tagihan seluler.

Nasabah pun dapat melakukan berbagai jenis transaksi dalam negeri maupun antar negara melalui platform ini tanpa harus berkunjung ke cabang.

BNI juga memiliki layanan BNIDirect, yaitu electronic cash management BNI yang secara khusus ditujukan untuk mempermudah segala aktivitas keuangan nasabah terkait dengan informasi transaksi yang ada di rekening perusahaan.

Beberapa fitur menarik untuk mempermudah transaksi keuangan nasabah yang ada pada BNIDirect di antaranya online opening account, Giro Multi Currency, solusi API BNIDirect, BNIDirect KCLN, dan berbagai fitur terbaru untuk melengkapi BNI Trade Online sebagai solusi transaksi trade finance secara digital. (hpr)