Pakar Intelejen Komjen Dharma Pongrekun. (istimewa)

Komjen (Pol) Dharma Pongrekun Ungkap Nyamuk Wolbachia sebagai Proyek Kontrol Populasi Bill Gates

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Banyak ketidak jelasan dari program penyebaran nyamuk Aedes Aegepti yang mengandung Wolbachia. Untuk itu rakyat berhak menolak penyebaran yang sedang direncanakan oleh Kementerian Kesehatan RI di beberapa kota Indonesia. Demikian pakar intelejen Komjen Dharma Pongrekun dalam konferensi Pers, Minggu (26/11) di Jakarta.

“Penyebaran nyamuk Wolbachia adalah proyek Kontrol Populasi Mr. Bill Gates yang dilaksanakan oleh Kemenkes dan beberapa peneliti UGM lewat pendanaan World Mosquito Program (WMP). Rakyat berhak menolak program tidak jelas ini,” tegas Dharma Pongrekun sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia (Gesuri).

Bantan Wakil Kepala BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) ini menyampaikan dari data dan informasi yang dimiliki nyamuk Wolbachia ini sudah disebar di lima kota pilot project yaitu Bandung, Semaramg, Bontang, Kupang dan Bali.

“Dan rakyat kita sebagai kelinci percobaan. Namun karena ada penolakan, di Bali, ditunda. Pada.awal Desember ini akan ditebar di DKI Jakarta mulai di Jakarta Barat. Hal ini sudah menimbulkan keresahan warga Jakarta,” ujarnya.

Dharma Pongrekun menjelaskan, para globalis yang tergabung dalam WMP yang didanai oleh Bill Gates Foundation sebesar 9 miliar dolar ini memanfastkan kepolosan peneliti di perguruan tinggi dengan dalih kerjasama.

“Padahal ada agenda tersembunyi yakni kontrol populasi. Benang merahnya adalah SK Menkes yang mengatur penanganan DBD melalui nyamuk Wolbachia di lima kota termasuk Jakarta,” ujarnya.

Lewat nyamuk Wolbachia hidup manusia aka dibawah rekayasa global dikendalikan dalam satu sistim kehidupan yang direkayasa.

“Programnya adalah kontrol money, kontrol power dan kontrol populasi. Saat ini mereka sedang menjalankan program terakhir yaitu kontrol populasi dengan menggunakan teknologi secara terstruktur sistimatis dan masif. Media dikuasai agar tidak ada rakyat yang melek atas kebenaran. Merekalah globalis non state actor yang mengendalikan UN (PBB) dan seluruh negara di dunia termsuk NGO seperti WMP dan Save The Children yang saat ini terlibat dalam penyebaran Wolbachia,” paparnya.

Dharma Pongrekun mengingatkan kontrol populasi telah diadopsi di seluruh dunia termasuk di Indonesia dalam 17 program SDG yang dibiayai oleh globalis berupa pinjaman yang menjadi beban negara-negara.

Menurutnya 17 program SDG itu berjalan paralel dengan satu tujuan yaitu untuk mengontrol seluruh aspek kehidupan umat manusia dengan mencabut semua hak hidup yang dijamin dalam konstitusi Pasal 28 UUD’ 45.

“Untuk itu mereka perlu menerbitkan UU Kesehatan Omnibuslaw No 17/2023,” ujarnya.

Belum Disebar

Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan penyebaran nyamuk wolbachia untuk di Jakarta Barat masih disosialisasikan kepada warga.

“Belum dilakukan (penebaran). Saat ini masih proses sosialisasi kepada masyarakat,” ujar Kasie Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama saat dikonfirmasi, Senin (27/11/2023).

Jakarta Barat menjadi salah satu dari lima lokasi yang akan disebarkan nyamuk wolbachia. Empat kota lainnya yakni Semarang, Bandung, Kupang, dan Bontang.

Ngabila mengatakan, kelima daerah tersebut merupakan rekomendasi Kemenkes untuk dilakukan penyebaran nyamuk wolbachia secara masif sebagai penanganan DBD.

“Sesuai SK Menkes perluasan di 5 kota dengan angka kasus DBD yang cukup tinggi,” ucap Ngabila.

Sebelumnya, Kemenkes menyebut tengah menyebar nyamuk wolbachia secara masif untuk menekan penularan demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, wolbachia sebagai inovasi teknologi yang melengkapi strategi nasional pengendalian DBD, seperti gerakan 3M Plus.

Implementasinya dilakukan di lima kota sebagai pilot project di Indonesia untuk penanganan DBD. Gerakan itu berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaran Pilot Project Implementasi Wolbachia. Penyebaran jentik nyamuk wolbachia dilakukan di 47.251 titik di Kota Semarang, 20.513 titik di Kota Bandung, 18.761 titik di Kota Jakarta Barat, 9.751 titik di kota Kupang, dan 4.917 titik di Kota Bontang. (*)