Profesor Kuei-Ru Chou usai membawakan topik perawatan jangka panjang di The 9th Biennial International Nursing Conference (BINC) di The Margo Hotel, Depok, Kamis (17 Oktober 2024).
Profesor Kuei-Ru Chou usai membawakan topik perawatan jangka panjang di The 9th Biennial International Nursing Conference (BINC) di The Margo Hotel, Depok, Kamis (17 Oktober 2024). (Foto: Henri Loedji)

Lansia Jangan Buru-buru Pensiun

Loading

DEPOK (IndependensI.com) – Berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia, batas usia maksimal pensiun untuk karyawan adalah 65 tahun. Meski sudah lebih longgar dibanding peraturan terdahulu, pembatasan berdasarkan usia kronologis itu dianggap kurang pas.

Pakar perawatan lansia, Kuei-Ru Chou, mengatakan usia saja jangan menjadi penghalang bagi seseorang untuk terus beraktivitas. Jika tidak ada masalah kesehatan, Chou mengatakan lansia bisa menekuni profesinya hingga usia lebih dari 70 tahun.

“Jangan hanya karena merasa usianya sudah tua lantas hanya duduk menonton televisi di rumah. Selama tidak ada masalah kesehatan, sebaiknya terus bekerja atau melakukan kegiatan fisik lain,” kata Chou yang membawakan topik perawatan jangka panjang di The 9th Biennial International Nursing Conference (BINC) di The Margo Hotel, Depok, Kamis (17 Oktober 2024).

Di sisi lain, profesor di Universitas Medis Taipei, Taiwan, itu mengingatkan pentingnya masyarakat dan pemerintah lebih memperhatikan warga lansia. Populasi warga lansia di Taiwan dan seluruh dunia semakin meningkat.

“Di seluruh dunia, populasi lansia mencapai 32 persen. Di Taiwan saat ini populasinya 27 persen dan diperkirakan terus meningkat hingga 37 persen pada 2050. Perlu ada layanan perawatan kesehatan yang lebih baik untuk populasi yang menua,” ujar Presiden Lambda Beta at-Large Chapter, lembaga pendidikan keperawatan di Taiwan.

Chou mengatakan banyak lansia yang sehat tapi tidak sedikit yang menderita penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan kanker. “Penderita kanker cukup banyak karena polusi udara. Mereka membutuhkan layanan perawat kesehatan di rumah karena mereka sulit pergi ke rumah sakit untuk berobat,” kata Chou.

“Dibutuhkan lebih banyak tenaga kesehatan untuk merawat pasien, meracik obat, dan layanan kesehatan lain di rumah pasien. Hal ini memunculkan kebutuhan tenaga profesional yang beberapa tahun lalu tidak ada,” ujar perempuan yang enggan mengungkap usianya tapi menyebutkan meraih gelar Ph.D. sekitar 30 tahun lalu.

Di rumah tangga dengan anggota keluarga lansia, Chou menekankan pentingnya dukungan dan bantuan untuk menjaga kesejahteraan mereka. Untuk lansia yang sehat, disarankan aktif berolahraga dan memakan makanan sehat. Untuk lansia yang mengidap penyakit, perlu adanya layanan kesehatan berbasis rumah tangga dan lingkungan.

The 9th Biennial International Nursing Conference (BINC)
The 9th Biennial International Nursing Conference (BINC)

Profesor Kuei-Ru Chou adalah satu dari sejumlah pakar ilmu keperawatan yang menjadi pembicara di The 9th BINC. Ajang ini merupakan konferensi internasional dua tahunan di bidang keperawatan yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI). Konferensi diikuti sekitar 100 peserta dari berbagai negara antara lain Taiwan, Amerika Serikat, Inggris, dan Malaysia.

“Dosen, mahasiswa, dan praktisi berkumpul untuk berbagi hasil penelitian dan jaringan dengan ilmuwan keperawatan internasional. Para ahli datang sebagai pembicara, sementara mahasiswa keperawatan mempresentasikan peran mereka dalam perawatan kesehatan melalui presentasi, poster, dan sesi tanya jawab,” kata Dekan FIK UI, Agus Setiawan, S.Kp., M.N., D.N.