SURABAYA (IndependensI.com) – Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, meluncurkan 4 (empat) modul literasi digital, yaitu; (1) Budaya Bermedia Digital; (2) Aman Bermedia Digital; (3) Etis Bermedia Digital; dan (4) Cakap Bermedia Digital.
Keempat modul ini, lanjut Menteri Johnny, akan dilakukan di 34 provinsi, 514 kabupaten kota selama 8 bulan ke depan sampai akhir tahun, dan secara berkesinambungan akan dilakukan di tahun-tahun berikutnya sampai akhir masa kabinet ini.
“Dan mudah-mudahan nanti program ini diteruskan oleh kabinet yang baru. Yang pertama tentu saya berterima kasih kepada rekan-rekan media, dan secara khusus kepada Ibu Gubernur Jawa Timur yang hari ini ikut hadir dalam rangka Launching Modul Literasi Digital Nasional kita. Karena melibatkan 12,4 Juta masyarakat, maka akan dilakukan di dalam lebih dari 20.000 kegiatan,” jelasnya dalam Grand Lauching 4 Pilar Kurikulum dan Modul Literasi Digital di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (16/04/2021).
Menurut Menteri Johnny, dengan berkembangnya digitalisasi di Indonesia, maka kecakapan-kecakapan ini menjadi mutlak untuk diketahui, Ia menjelaskan, 20.000 kegiatan itu merupakan hasil kerjasama diantara Kominfo, bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, pemerintah daerah, sekitar 110 lembaga dan organisasi organisasi kemasyarakatan yang akan melakukan secara bersama-sama, kerja kolaboratif.
“Ini tidak mungkin dilakukan secara sendiri-sendiri dan terpisah. Ini harus dilakukan secara bersama-sama. hari ini Grand launching yang dilakukan di 5 kota. Kota Surabaya yang mewakili Provinsi Jawa Timur, Banda Aceh mewakili Provinsi Aceh, Bandar Lampung mewakili Provinsi Lampung, Tangerang untuk mewakili Provinsi Banten, dan di Yogjakarta mewakili Provinsi DI Yogyakarta,” paparnya.
Lebih lanjut, Menteri Johnny menyatakan kebutuhan akan Sumber Daya Manusia yang handal dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini sangat mendesak untuk diupayakan secara masif, kolaboratif, dan berkelanjutan. Data Bank Dunia menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengalami digital talent gap atau kesenjangan talenta digital, dimana kita membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun; atau rata-rata 600.000 talenta digital setiap tahunnya,” tuturnya.
Menyadari kebutuhan akan talenta digital Indonesia yang begitu besar, Kementerian Kominfo menggunakan pendekatan komprehensif yang mencakup 3 (tiga) tingkatan kecakapan digital.
“Di level advanced atau tingkat lanjutan, program Digital Leadership Academy (DLA) diinisiasi untuk meningkatkan kapasitas pembuat kebijakan digital (digital decision maker) baik di sektor publik maupun privat,” ujar Menkominfo.
Lebih lanjut, Menteri Kominfo mengatakan program ini ditujukan untuk 300 leaders dan dilakukan secara daring, mengingat situasi pandemi Covid-19, dengan menggandeng pusat-pusat pengembangan ekosistem digital global di Tiongkok, India, Singapura, Estonia, Amerika Serikat, dan sebagainya.
“Di tingkat menengah (intermediate digital skill), program Digital Talent Scholarship (DTS) juga diadakan untuk memberikan pelatihan teknis bagi para angkatan kerja muda, lulusan baru, profesional, dan elemen masyarakat lainnya. Program ini mengajarkan berbagai kecakapan era digital seperti artificial intelligence, machine learning, cloud computing, cybersecurity, digital entrepreneurship, digital communication, dan sebagainya. Tahun 2021 ini, kami memberikan 100.000 beasiswa DTS untuk masyarakat Indonesia dengan tema-tema seperti tersebut sebelumnya,” urainya.
Modul ini merupakan manifestasi kolaborasi dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Jaringan Penggiat Literasi Digital (Japelidi) dan Kementerian Kominfo. Kegiatan ini dihadiri sekitar 3.300 peserta dari seluruh kota/kabupaten secara daring; 250 peserta secara luring di lima kota, dengan menjalankan protokol kesehatan; serta 10 ribu penonton dari berbagai kabupaten/kota di Indonesia melalui saluran Youtube. (Chs)