JAKARTA (Independensi.com) – Saat ini Indonesia tengah melaksanakan pembangunan infrastruktur secara masif dalam rangka mengejar daya saing infrastruktur di kancah global. Untuk itu, diperlukan sumber daya manusia (SDM) konstruksi yang ahli, kompeten, terampil, dan dinamis. Menjawab hal tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kembali membuka rekrutmen Program Magister Super Spesialis.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan selama ini Kementerian PUPR telah banyak membangun infrastruktur yang disertai dengan berbagai macam permasalahan konstruksi di dalamnya. Akan sangat disayangkan jika hal-hal tersebut terlewat ilmunya karena masalah-masalah infrastruktur di Indonesia memerlukan penanganan dengan teknologi yang berbeda-beda.
“Untuk itu kami merancang Program Master Super Spesialis bersama para ahli, karena Kementerian PUPR saat ini membutuhkan SDM konstruksi spesialis, bukan generalis. Dengan adanya Program Master Super Spesialis ini saya harap Kementerian PUPR semakin kuat,” kata Menteri Basuki.
Pada tahun 2021 ini Kementerian PUPR membuka rekrutmen Program Magister Super Spesialis Angkatan II yang diperuntukkan bagi PNS Kementerian PUPR dan pegawai BUMN Konstruksi dan Konsultan. Rekrutmen diawali dengan penyelenggaraan webinar sosialisasi oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) yang diikuti 420 peserta pada Senin (19/4/2021).
Kepala BPSDM Sugiyartanto mengatakan saat ini baru 21,07% PNS Kementerian PUPR yang telah memiliki tingkat pendidikan Magister, ini tidak sebanding dengan desakan pembangunan infrastruktur yang menjadi tugas utama Kementerian PUPR.
“Pekerjaan infrastruktur di Indonesia tidak sedikit dan tidak mudah, dibutuhkan SDM kompeten. Untuk Itu, kami mengajak Anda untuk berkompetisi mendapatkan beasiswa program Magister Super Spesialis ini. Apabila nanti Anda semua berkesempatan untuk mendapatkan pendidikan ini, kami harap semuanya dapat memanfaatkannya untuk mengembangkan skill dan pengetahuan serta bertransformasi menjadi ahli yang spesifik guna mewujudkan Visium 2030,” ucap Sugiyartanto.
Program Master Super Spesialis ini merupakan program spesialis strata dua (S2) yang dilaksanakan selama 18 bulan. Kurikulum terdiri dari 25% – 40% teori di kelas pada semester pertama dan 60% – 75% praktek serta magang di lapangan pada semester dua dan tiga. Program ini terdiri dari 11 program studi (prodi) yang dilaksanakan bersama empat perguruan tinggi negeri (PTN) yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Diponegoro (Undip).
Pada tahun ajaran 2020-2021 program ini diikuti oleh 160 mahasiswa yang terdiri dari 136 orang PNS PUPR dan 24 orang utusan BUMN Karya yakni Adhi Karya, Waskita Karya, Hutama Karya, Nindya Karya dan Brantas Abipraya.
Ke depannya tidak hanya program studi ke-teknik-an yang akan menjadi prioritas super spesialis. Kementerian PUPR juga akan menjajaki kerja sama dengan program studi non-teknik karena dalam membangun infrastruktur semua lini dari hulu ke hilir harus berkualitas dan andal. (wst)