JAKARTA (Independensi.com) –Lonjakan kasus Covid-19 yang kini sedang mendera negeri praktis membuat seluruh pelayanan di rumah sakit sibuk. Belum lagi ditambah permasalahan kelebihan kapasitas dan kurangnya tenaga kesehatan.
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Emy Nurjasmi, mengungkapkan ibu hamil dengan risiko tinggi banyak yang tidak tertangani di rumah sakit saat ini.
“Permasalahan bidan sekarang juga ada ibu hamil terkonfirmasi positif Covid-19 tapi tidak mau ditangani di rumah sakit karena takut,” katanya, dilansir Antara, Jumat (9/7/2021).
Emy mengatakan bidan tidak bisa menangani ibu hamil yang terkena Covid-19 sebab berisiko menularkan penyakit. “Ini sangat meresahkan untuk bidan mandiri. Pasien tidak mau periksa di rumah sakit. Sedangkan ibu hamil yang tertular Covid-19 termasuk yang berisiko tinggi,” katanya.
Situasi tersebut, kata Emy, merupakan salah satu faktor penularan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang kini banyak dialami bidan. Faktor lainnya adalah masalah pasokan alat perlindungan diri (APD) yang masih terbatas di beberapa daerah tertentu.
“Hampir semuanya bidan, sekarang sudah dilibatkan di dalam program vaksinasi. Tapi mereka tidak cukup mendapat proteksi yang memadai, bahkan ada di beberapa daerah, bidan jadi vaksinator tapi tidak diberi APD. Dia harus bawa masing-masing ,” katanya.
Berdasarkan laporan IBI dari berbagai daerah, kata Emy, dilaporkan sebanyak 208 bidan dinyatakan wafat akibat Covid-19. Data tersebut dilaporkan sejak Desember 2020 hingga pekan pertama Juli 2021.
“Ini bidan yang meninggal itu sudah terdaftar di kami ada 208 orang. Sampai 8 Juli 2021 sudah 41 yang meninggal. Ini sangat mengagetkan sekali dalam waktu satu pekan hampir 40 bidan yang meninggal,” katanya.