Menko Pangan, Menko PMK, Meneg LHK, Kepala BNPB, Gubernur DKI dan Wali Kota Bekasi, saat mengunjungi TPA di Kota Bekasi. (humas)

Tiga Menteri Datangi Kota Bekasi Bahas Masalah Sampah dan Banjir

Loading

BEKASI (IndependensI.com)- Keberadaan sampah dan banjir, masih salah satu permasalahan yang hingga kini belum dapat terselesaikan di Kota  Bekasi, Jawa Barat.

Guna mengatasi kedua persoalan pelik ini,  Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, dan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengunjungi Kota Bekasi, Rabu, (19/3/2025).

Kedatangan para pejabat pusat itu, didampingi Wali Kota Bekasi Tri Adhianto.  Ada dua wilayah yang dikunjungi. Yakni lokasi banjir di Vila Jati Rasa RW 12 Kecamatan Jatiasih, dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang Kecamatan Bantargebang.

Tri Adhianto menjelaskan kehadiran para Menko, Menteri, Kepala BNPB serta Gubernur DKI ini, bentuk  perhatian pemerintah pusat dan kolaborasi daerah terhadap penanganan sampah, dan banjir  agar lebih terkelola secara komprehensif dan sistematis.

Menko Pangan menginisiasi menyelesaikan sampah dengan teknologi terbaru melalui incinerator, serta meningkatkan iklim investasi dengan penyederhanaan birokrasi.

Upaya ini bertujuan  agar sampah dapat  tertangani  menjadi energi listrik.  Diharapkan juga  kolaborasi antara Pemkot Bekasi dan Pemprov DKI dapat menciptakan solusi dalam jangka panjang, dalam pengelolaan sampah serta pembangunan infrastruktur pendukung masyarakat.

Menko Pangan Zulkifli menjelaskan bahwa TPST Bantargebang kini mampu menampung hingga 2.000 ton sampah sehari. Sebagian sampah dipisahkan untuk dijadikan bahan baku batu bata.

Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Bantargebang dapat menangani 100 ton sampah per hari serta rencana RDF Rorotan sekitar 2.500 ton perhari yang akan beroperasi.

Menko Zulkifli mengungkapkan bahwa DKI Jakarta telah membuat langkah-langkah positif dalam mengurangi volume sampah, namun untuk mencapai hasil yang lebih optimal, penyempurnaan regulasi diperlukan, termasuk masalah tipping fee.

Sementara, Menko PMK Pratikno menekankan bahwa pengelolaan sampah terkait erat dengan isu kesehatan dan penanggulangan bencana. Sampah menjadi salah satu penyebab utama bencana seperti banjir di Jakarta dan Bekasi.

Dalam penanganan sampah, Kemenko PMK berkepentingan terkait hilir dan bencana. Kemudian,  Kemenko Pangan berkepentingan dari hulunya terkait lingkungan, tata ruang dan infrastruktur sehingga bisa meminimalisir resiko bencana dan resiko kesehatan akibat dari sampah dan pengelolaan lingkungan lain.

Pada kesempatan itu, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengungkapkan  perhatian pemerintah pusat terkait pengelolaan sampah di Jakarta.

Saat ini, Jakarta menghasilkan sekitar 8.000 ton sampah per hari. Sampah warga Jakarta itu dibuang ke TPST Bantargebang dan Rorotan. KeduanyA mampu mengolah sekitar 5.000-6.000 ton sampah.

Namun, masih banyak yang harus dilakukan untuk mengurangi sampah lebih lanjut. Diantaranya  melalui RDF di Bantargebang dan Rorotan. (jonder sihotang)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *