Jakarta (Independensi.com) Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Bambang Soesatyo mendukung upaya Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB) dalam menyebarkan benih perdamaian ke berbagai penjuru tanah air.
Menurut Bamsoet demikian biasa disapa bahwa FSAB sebagai organisasi yang berdiri sejak tahun 2003 telah menjadi landasan bagi bangsa Indonesia bahwa konflik yang terjadi di masa lalu tidak boleh diwariskan ke generasi selanjutnya.
“FSAB telah membuktikan benih-benih konflik antar anak bangsa sebenarnya bisa diredam dan diselesaikan. Kuncinya, semua pihak mau bersikap terbuka dan membangun dialog untuk menciptakan saling kesepahaman,” kata Bamsoet saat menerima pengurus FSAB di Ruang Kerja Ketua DPR RI, Jakarta, Selasa (12/03/19).
Di FSAB sendiri berkumpul berbagai kalangan anak cucu anggota tentara Indonesia, maupun anak cucu berbagai gerakan seperti Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), Pemerintah Darurat Republik Indonesa (PDRI), Perjuangan Rakyat Semesta (PERMESTA), Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), maupun Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI).
Berbagai pengurus FSAB yang hadir antara lain Suryo Susilo (Ketua Umum), Robert M. Siahaan (Sekretaris), Gusti Ayu Made Sadrinimanik (Wakil Sekretaris), Agustanzil Sjahroezah (LITBANG), Nina Pane (Bidang Sosialisasi dan Kemitraan), Djoko Poerwongemboro (Badan Penasehat) dan Eko Soepardjo (Badan Penasehat),
Bamsoet menambahkan, dengan motto ‘Berhenti Mewarisi Konflik dan Tidak Membuat Konflik Baru’, FSAB bisa memberikan inspirasi kepada segenap elemen bangsa tentang betapa indahnya merawat perdamaian, ketimbang terus menerus memelihara dendam. Sebagai contoh, kata politisi Partai Golkar ini, Ibu Amelia Yani (puteri Jenderal Ahmad Yani) dan Bapak Ilham Aidit (putera DN Aidit), yang juga tergabung dalam FSAB, keduanya saat ini bisa membangun hubungan baik, walaupun dimasa lalu kedua orang tua mereka terlibat konflik.
Setelah sukses menyetop konflik warisan masa lalu, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga mengajak FSAB membendung berbagai potensi konflik yang terjadi hari ini, agar tidak membesar di esok hari.
FSAB, katanya lagi, bisa menginspirasi bangsa Indonesia yang saat ini tengah menghadapi Pemilu 2019, agar perbedaan pilihan yang ada tidak justru menghancurkan dan memecah belah persatuan yang ada.
“Pemilu bukanlah ajang perang untuk saling menghabisi satu sama lain. Pemilu adalah kegiatan kenegaraan dan kebangsaan yang dilakukan secara berkala lima tahun sekali. Mari kita sambut dengan suka cita, bukan dengan semangat kebencian atau permusuhan,” tandas Bamsoet.
Sepakat dengan Bamsoet, FSAB juga tidak rela Pemilu 2019 dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin mengganggu stabilitas nasional. FSAB bersama DPR RI akan berdiri di garis depan guna menjaga bangsa Indonesia dari pertikaian.
“Kepada saudara sebangsa yang sudah terlanjur larut dalam pertikaian akibat Pemilu, kami menghimbau sudah waktunya kita kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Pemilu seharusnya justru semakin mendewasakan kita bahwa berbeda pilihan adalah hal bisa. Persaudaraan sebangsa adalah selamanya,” tegas Ketua Umum FSAB Suryo Susilo.