TANGERANG (Independensi.com) – Menteri BUMN Rini M. Soemarno melakukan ground breaking proyek Gedung Pelayanan Angkutan Terpadu (Integrated Building) serta Proyek Peningkatan Aksesibilitas dan Revitalisasi Sub Terminal 1C dan Sub Terminal 2F.
Menteri Rini juga meresikan Airport Operation Command Center (AOCC) yaitu pos komando terintegrasi yang memantau operasional bandara.
AOCC merupakan kolaborasi antara PT Angkasa Pura II selaku airport operator, Airline, Airnav, dan stakeholdet lainnya seperti Karantina, Bea Cukai, Imigrasi, Kepolisian dan sebagainya.
Salah satu hasil dari adanya AOCC adalah tingginya tingkat ketepatan waktu (on time performance/OTP) keberangkatan maskapai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang mencapai hampir 94% pada Februari 2019 berdasarkan riset dari OAG.
Menteri BUMN juga meresmikan Sub Gardu Induk Tegangan Tinggi, serta Power Station 2 dan 3, yang memastikan kehandalan kelistrikan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
“Saya sangat bangga direksi Angkasa Pura II berani dengan agresif mau menginvestasikan untuk pengembangan Bandara Soekarno -Hatta, yang mana proyek-proyek ini investasinya mencapai Rp 9 triliun,” ujar Rini.
Kebanggan Rini lainya karena secara internasional Bandara Soekarno-Hatta mendapat banyak pengakuan dunia.”
“Saya yakin Bandara Soekarno-Hatta dapat menjadi salah satu bandara terbaik dan teramai di dunia,” ujar Menteri BUMN.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, Angkasa Pura II tidak berhenti mengembangkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta meski saat ini sudah sejajar dengan bandara berkelas dunia lainnya.
“Kami berupaya agar pelayanan dan fasilitas dapat semakin baik,” jelas Awaluddin.
Di samping meresmikan berbagai fasilitas tersebut Menteri BUMN juga melakukan ground breaking sejumlah proyek, yakni: Integrated building, Revitalisasi Terminal 1C dan 2F serta fly over aksesibilitas Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Integrated building akan memiliki konsep untuk penyelenggaraan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) serta menjadi pusat pelayanan angkutan moda terpadu.
Di bangunan itu akan terdapat hotel, perkantoran, pusat perbelanjaan serta mengintegrasikan moda transportasi publik yang kereta, bus, hingga taksi.
Kemudian, revitalisasi Terminal 1C dan 2F guna meningkatkan pelayanan dan kenyamanan bagi penumpang pesawat. Revitalisasi seluruh Terminal 1 dan 2 nantinya akan membuat kapasitas meningkat dari saat ini masing-masing 9 juta penumpang menjadi masing-masing 18 juta penumpang.
Lalu proyek fly over yang berlangsung merupakan upaya untuk mengurai kepadatan di jalan akses Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan wilayah sekitar yakni Rawa Bokor. (hpr)