GIANYAR (IndependensI.com) – Salah satu sapi asli Indonesia yang harus tetap dilestarikan dan dipertahankan keasliannya adalah Sapi Bali, salah satu rumpun sapi yang telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Pertanian Nomor 325/Kpts/Ot.140/1/2010 Tanggal 22 Januari 2010. Hal itu disampaikan oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita saat menghadiri dalam Lomba Ternak Sapi Bali dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Kabupaten Gianyar ke-248 di Lapangan Astina Gianyar, Minggu (28/4). Lomba Ternak Sapi Bali ini dihadiri oleh Gubernur Provinsi Bali, Bupati Kabupaten Gianyar, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Bali, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Gianyar, serta peternak dan peserta lomba.
Ketut melanjutkan bahwa penetapan rumpun dan pelepasan rumpun dan galur merupakan amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2011 Tentang Sumber Daya Genetik Hewan (SDGH) dan Perbibitan Ternak dalam upaya melindungi rumpun atau galur ternak asli atau lokal yang mempunyai nilai strategis yaitu memiliki nilai ekonomis, sosial dan kemanfaatan.
“Untuk mewujudukan itu, maka diperlukan rencana aksi yang dapat dimulai dari (i) penerapan prinsip-prinsip pembibitan sapi potong; (ii) membentuk kelompok pembibit sapi potong menurut rumpun dengan produk bibit sapi potong secara berkelanjutan; dan (iii) penyediaan bibit sapi potong secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan peternak pembibit. Artinya bibit sapi bali yang dihasilkan harus mempunyai nilai lebih untuk diperjual belikan sesuai standar dan kebutuhan masyarakat,” ungkapnya.
“Saya menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Pemda Kabupaten Gianyar, kegiatan ini menunjukkan bahwa kepedulian dan komitmen yang tinggi untuk tetap memajukan kelestarian dan kemurnian sapi asli/lokal kita”jelas Ketut.
Lebih lanjut, Ketut berharap agar dukungan APBD tersedia demi keberlanjutan upaya peningkatan upaya penyelamatan Sumber Daya Genetik Hewan (SDGH) khususnya sapi Bali.
“Kegiatan lomba, kontes dan pameran ternak harus terus didorong baik di tingkat kabupaten/provinsi dan nasional. Penyelenggaraan kegiatan seperti ini merupakan stimulus untuk mengembangkan kelembagaan perbibitan sebagaimana amanat Peraturan Menteri Pertanian Nomor 36 Tahun 2006 Tentang Sistem Perbibitan Ternak Nasional yang mengamanatkan agar Menteri, Gubernur, dan atau Bupati/Walikota melaksanakan, mendorong dan memfasilitasi kontes bibit dan pameran ternak” tambahnya.
Kegiatan lomba ternak ini diharapkan selain melestarikan ternak asli/lokal juga dapat menumbuhkan kepedulian masyarakat untuk mengelola sekaligus juga meningkatkan mutu genetik ternak asli/lokal antara lain dengan diterbitkannya ternak ber SKLB (surat keterangan layak bibit). Pada saat ini Provinsi Bali telah memiliki wilayah sumber bibit Sapi Bali yang telah ditetapkan Menteri Pertanian, diharapkan Kabupaten Gianyar dapat mereplikasi hal yang sama untuk memperkaya SDGH Sapi Bali.
Kementerian Pertanian sendiri menurut Ketut telah banyak melakukan upaya peningkatan mutu genetik Sapi Bali melalui BBIB Singosari dan BPTU HPT Sapi Bali Denpasar. BBIB Singosari telah menyediakan pejantan unggul Sapi Bali sebanyak 43 ekor dan telah menghasilkan semen beku dengan stok saat ini sebanyak 359.855 dosis. Semen beku ini telah di sebarkan ke Propinsi Bali dan wilayah lain di seluruh Indonesia, antara lain Sumatera, Papua, Kalimantan, NTT, Sulawesi, dan Maluku. Sejak 2010 hingga sekarang produksi semen Sapi Bali mencapai 2.252.228 dosis. BBIB Singosari juga telah menghasilkan crossing banteng – Sapi Bali untuk upaya pemurnian Sapi Bali, hal ini masih berjalan dan terus dikaji, serta dibandingakan hasil turunannya.
Sementara itu BPTU HPT Sapi Bali sebagai instansi pembibitan ternak khususnya Sapi Bali, selama periode 2011-2019 telah mendistribusikan sapi pejantan untuk BIB Nasional dan BIBD sebanyak 124 ekor untuk memproduksi semen beku guna memenuhi kebutuhan inseminasi buatan nasional, dan sebanyak 81 ekor yang didistribusikan ke UPTD maupun kelompok Ternak. Selain itu juga telah didistribusikan sapi betina sebanyak 215 ekor kepada UPTD/kelompok ternak, serta sebanyak 9 ekor untuk BET Cipelang. Melalui penerapan seleksi dan sistem perkawinan yang terencana dan terarah diikuti dengan pemberian pakan yang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya, BPTU HPT Denpasar terus berupaya untuk pelestarian dan peningkatan mutu genetik, serta produktivitas Sapi Bali.
Ketut berpesan untuk wilayah yang belum ditetapkan sebagai wilayah sumber bibit untuk berkoordinasi dengan Balai Penelitian Teknologi Pertanian dan Perguruan Tinggi setempat dalam rangka penyusunan proposal penetapan wilayah sumber bibit, serta berkoordinasi dengan Balai Penelitian Veteriner terkait status penyakit di wilayahnya. Adapun wilayah sumber bibit yang telah ditetapkan harus tetap mempertahankan statusnya sebagai wilayah sumber bibit dan dapat memproduksi bibit ternak secara berkelanjutan.
“Saya merasa optimis bahwa kegiatan ini dapat menjadikan stimulasi peternak untuk membudidayakan serta mempertahankan sapi milik Indonesia khususnya sapi Bali tanpa mengabaikan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Semoga kegiatan ini akan membangkitkan semangat dan sekaligus kepedulian kita untuk mencintai SDG Hewan Indonesia” tambahnya.
Mengamini Ketut, Bupati Gianyar, I Made Mahayastra juga mengatakan bahwa sub sektor peternakan memegang peranan yang sangat strategi dan penting dalam pembangunan daerah maupun nasional dan diharaokan akan terus berkembang dan menjadi sub sektor unggulan.(***)