JAKARTA (Independensi.com) – Operasional bus Damri dari dan ke bandara internasional Soekarni Hatta yang sempat lumpuh, karena sebagian pengemudinya melakukan aksi mogok, kini sudah kembali pulih.
Mulai Sabtu (6/7) pukul 12.00 WIB operasional bus Damri bandara Soekarno Hatta kembali berjalan normal. Para provokator yang menyebabkan gangguan pelayanan akan diproses secara hukum.
Tidak beroperasinya bus Damri dari dan ke Bandara Soekarno Hatta mendapat perhatian serius Kementerian Perhubungan.
Sabtu siang telah digelar rapat antara Direksi Perum Damri, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Angkasa Pura II dan Operator Pemadu Moda siang di Bandara Soekarno Hatta.
Dari hasil rapat tersebut Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi menjelaskan, “Berdasarkan informasi yang didapat dari Dirut Damri bahwa ternyata demo pengemudi Damri Bandara Soekarno Hatta telah berlangsung sejak Jumat (5/7) kemarin.
Tuntutannya mereka adalah agar helper (kondektur) lama yang telah direkrut oleh Damri diminta untuk diposisikan di dalam bus kembali.
Dirjen Budi menyatakan mendukung langkah yang dilakukan oleh Direksi Damri untuk tetap menjalankan e-ticketing dan memproses secara hukum terhadap oknum pengemudi kepada pihak kepolisian;
Hal lain adalah, menempatkan sementara personil di Bandara Soetta untuk memantau perkembangan yang terjadi di lapangan. Manajemen Damri siminta segera membuat SOP terkait penanganan darurat ketika terjadi hal-hal serupa insidentil di lapangan. Serta melakukan pembinaan untuk mengubah sikap mental dan perilaku pengemudi yang lebih baik.
Budi menyampaikan, dalam pertemuan internal antara manajemen Damri dengan pengemudi yang demo telah ditemui beberapa titik temu, yaitu jumlah helper off board akan ditambah, dan untuk rute-rute sibuk akan diberikan helper on boardi.
Sebelumnya, dalam keterangan tertulis yang disampaikan DAMRI per Jumat (6/7), Damri menetapkan kebijakan terkait helper sebagai berikut:
Mengingat Damri saat uni sedang
melaksanakan sistem tiket elektronik ticketing maka layanan helper di dalam bus (on board) sudah tidak diperlukan. Namun perlu digarisbawahi bahwa layanan helper tidak pernah dihilangkan, melainkan dipindahkan dari dalam bus (on board) ke luar bus (off board).
Helper Damri disiagakan untuk membantu pelanggan Damri di titik-titik pemberangkatan dan titik-titik kedatangan. Dengan demikian tidak ada pengurangan layanan Damri dengan adanya perpindahan posisi helper.
Di lain pihak, Damri melakukan pembenahan status helper dari kondisi tanpa ikatan kerja menjadi pegawai dengan status sesuai aturan pemerintah melalui mekanisme kontrak outsourcing karena selama ini mereka direkrut oleh pengemudi.
Setelah dilakukan tes terhadap sekitar 300 orang helper, hanya 90 orang yang lulus dan bisa langsung bekerja. namun mereka mengundurkan diri karena terprovokasi oleh rekan-rekannya yang tidak lulus dan melakukan protes.
Sistem E-tiket DAMRI merupakan kebijakan penting DAMRI untuk mengendalikan pendapatan. Tanpa helper on board, pendapatan Basoetta meningkat perhari nya hingga mencapai 40%. Oleh karena itu posisi helper dilihat tidak lagi diperlukan.
“Saya juga meminta pihak Damri untuk segera menemui jalan keluar yang terbaik bagi kedua belah pihak sudah dicari solusinya,” jelas Dirjen Budi.
Budi memgingatkan manajemen Damri agar peristiwa aeperti ini jangan sampai terulang , sehingga layanan kepada masyarakat dapat terus terjamin,” tutup Dirjen Budi. (hpr)