JAKARTA (IndependensI.com) – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendukung percepatan pembangunan infrastruktur di Provinsi Sumatera Utara untuk mendorong pemerataan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Pada periode 2015 – 2019, Kementerian PUPR telah membangun beberapa infrastruktur untuk mendukung ketahanan air dan pangan, penyediaan air bersih, dan penataan kawasan pariwisata di tepi Danau Toba.
“Pembangunan infrastruktur tidak hanya untuk mendorong perkembangan ekonomi di kawasan perkotaan dan kawasan maju lainnya, tetapi juga infrastruktur di kawasan yang sedang berkembang dan perbatasan untuk mengurangi disparitas sosial, ekonomi dan wilayah,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.
Untuk mendukung kedaulatan pangan serta meningkatkan produktivitas di sektor pertanian, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air telah menyelesaikan antara lain pembangunan Bendung dan Daerah Irigasi (DI) Sidilanitano di Kabupaten Tapanuli Utara.
Bendung dan jaringan irigasi yang dikerjakan mulai tahun 2015 hingga 2017 tersebut dibangun dengan biaya Rp 25,3 miliar dengan luas potensial 2.000 ha dan saluran primer sepanjang 9,52 km yang manfaatnya untuk meningkatkan indek pertanian sebesar 150%.
Kementerian PUPR juga membangun Bendungan Lausimeme Di Kabupaten Deli Serdang. Pembangunan Bendungan dikerjakan dalam dua paket, yakni paket pertama dimulai dari persiapan, pembangunan jalan masuk, bendungan utama dan pekerjaan lain-lain. Paket kedua meliputi pekerjaan jalan relokasi, bangunan pengelak, bangunan pelimpah, bangunan pengambilan, hidromekanikal dan bagunan fasilitas.
Proges fisik pekerjaan bendungan hingga 24 Juli 2019 mencapai 5,6% dengan massa pelaksanaan tahun 2017 sampai tahun 2022. Bendungan Lausimeme memiliki kapasitas tampung seluas 28 juta m3 yang bermanfaat untuk menambah pasokan air baku bagi masyarakat Deli Serdang sebanyak 3 m3/detik.
Kehadiran Bendungan Lausimeme diharapkan dapat menjadi tampungan air pengendali banjir sebanyak 68,1 m3/detik dari derasnya aliran air di hulu Sungai Percut dan Sungai Deli, sehingga nantinya akan mengurangi risiko banjir bagi warga Kota Medan dan Deli Serdang. Bendungan juga bermanfaat untuk pembangkit listrik (PLTA minihidro) sebesar 2,80 MW serta sebagai pariwisata.
Kementerian PUPR saat ini tengah melakukan pelebaran alur Tano Ponggol di Danau Toba Kabupaten Samosir untuk memberikan kesempatan kepada wisatawan dapat mengelilingi Pulau Samosir menggunakan kapal pesiar berukuran besar.
Tano Ponggol merupakan satu-satunya akses darat untuk menuju Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba. Alur Tano Ponggol mempunyai lebar rata-rata 25 m dalam kondisi dangkal dan di beberapa bagian mengalami penyempitan hingga tinggal 8 meter. Alur Tano Ponggol dilakukan pelebaran menjadi 100 meter sepanjang 1.476 meter.
Sementara itu, untuk pekerjaan pendalaman dilakukan penggalian sedalam 5 meter untuk mendapatkan elevasi dasar alur pada 807 dpl. Proges fisik pengerjaan mencapai 76,09% dengan masa pelaksanaan mulai 22 Desember 2017 dan ditargetkan selesai 21 Desember 2019. Biaya pelebaran Alur Tano Ponggol Danau Toba sebesar Rp 320,5 miliar dengan skema tahun jamak kontrak.
Selain itu dilakukan penataan kawasan Tomok di Kabupaten Samosir untuk mendukung pengembangan Kawasan Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang bertaraf internasional. Pekerjaan dimulai sejak bulan Juli hingga Desember 2017 dengan mencakup penataan kawasan Museum Batak di Tomok hingga infrastruktur pendukung, seperti toilet dan tempat pembuangan sampah sementara. Anggaran penataan sebesar Rp 3,4 miliar.
Dukungan terhadap KSPN Danau Toba juga dilakukan Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya dengan menyelesaikan pembangunan SPAM paket 2 di kawasan rest area Silangit. Pengerjaannya telah selesai tahun 2018 dengan biaya Rp 18,4 miliar.