JAKARTA (IndependensI.com) -Lima komoditas organik perkebunan pada awal tahun 2020 bakal merambah pasar Taiwan. Kelima komoditas perkebunan organik itu adalah, kopi, gula aren, gula kelapa, teh dan pala.
Selain Taiwan, komoditas atau produk perkebunan organik ini juga berpeluang besar untuk mengisi ceruk pasar ekspor ke sejumlah negara lain. Diantaranya Uni Eropa, Australia dan Tiongkok.
“Untuk tahap awal kerjasama ekspor ini baru sub sektor perkebunan. Sub sektor lainnya nanti akan menyusul,” kata Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Kasdi Subagyono, usai melakukan MoU dan perjanjian kerja sama (PKS) antara Ditjen Perkebunan Kementan dengan Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag), di Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (16/10).
Produk organik, menurut Kasdi, khususnya dari komoditas perkebunan punya peluag besar dan diminati pasar ekspor. Sebab, banyak konsumen manca negara menginginkan produk yang sehat. “Di dalam negeri, khususnya konsumen menengah ke atas juga meminati produk organik karena ketika dikonsumsi lebih sehat,” katanya.
Perbandingan permintaan pasar dalam negeri dan manca negara terhadap produk organik 40:60. Permintaan pasar dalam negeri terhadap produk organik umumnya masih terbatas ke sejumlah hotel, restoran, dan super market.
Lantaran potensi pasar ekspornya juga terbuka luas, lanjut Kasdi, Ditjen Perkebunan Kementan pada tahun ini memastikan suplai lima komoditas perkebunan organik bisa berjalan sesuai permintaan negara tujuan ekspor. Karena yang akan diekspor ini produk organik, tentunya ada pembinaan berupa bimbingan teknologi (Bimtek) terhadap kelompok tani.
“Petaninya harus mengantongi sertifikat organik dan budidayanya sesuai dengan ketentuan GAP. Kami juga membantu sertifikasi organik terhadap petani,” ujarnya.
Kasdi juga mengatakan, setiap kelompok tani yang sudah mengantongi sertifikat organik ini akan ditemukan langsung dengan pembeli (eksportirnya). Untuk memotong rantai distribusi yang panjang, pihaknya akan mengkoneksikan kelompok tani dengan CLC Group (Index), selaku eksportir.
Dalam kesempatan yang sama, Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Dody Edward mengatakan, potensi ekspor produk perkebunan organik merupakan kesempatan yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan ekspor pertanian. “Kita sudah kerjasama dengan CLC Group sebagai eksportir produk organik perkebunan ke Taiwan,” ujarnya.
Ekspor ke Taiwan ini selain untuk mensuplai kebutuhan 300 ribu WNI yang ada di Taiwan, juga dalam rangka menjajaki peluang yang lebih besar lagi, yakni pasar domestik Taiwan. Selain pasar khusus, ada pasar yang lebih luas lagi yang di bidik.(***)