JAKARTA (Independensi.com) – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun 2020 telah memulai pembangunan Bendungan Tiu Suntuk di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Bendungan yang berada di wilayah Kecamatan Brang Ene ini dibangun dengan kapasitas 55,90 juta m3 untuk menambah jumlah tampungan air di Indonesia, khususnya di NTB sebagai salahsatu lumbung pangan nasional.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan bendungan dan irigasi akan terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. Bendungan Tiu Suntuk merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) yang dilaksanakan untuk menambah tampungan air sehingga kontinuitas suplai air irigasi ke sawah terjaga.
Bendungan Tiu Suntuk dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR dengan luas genangan 337 hektar. Bendungan ini akan menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 1.743 hektare yang mencakup wilayah Kecamatan Taliwang dan Brang Ene di Kabupaten Sumbawa Barat. Kedua kecamatan dinilai memiliki lahan/areal pertanian cukup luas, namun sebagian besar sudah mengalami penurunan kinerja karena kekurangan suplai air.
Keberadaan Bendungan Tiu Suntuk juga akan menambah pasokan air pada sistem irigasi Bendung Kalimantong I yang berada di wilayah hilir. Daerah irigasi Bendung Kalimantong I memiliki luas total 1.368 hektar, dimana 46 hektar nantinya berasal dari Bendungan Tiu Suntuk.
Kontrak Bendungan Tiu Suntuk terbagi menjadi dua paket pekerjaan. Paket I telah mulai konstruksi sejak 23 Januari 2020 dengan kontraktor PT Nindya Karya dan PT Bahagia Bangun Nusa (KSO). Sementara untuk paket II sudah tahap lelang dan menunggu penetapan pemenang lelang.
Untuk paket I, pekerjaannya meliputi persiapan, pekerjaan pengelak, bendungan utama, bangunan pengambil, pekerjaan hidromekanikal dan elektrikal serta pekerjaan pembangunan fasilitas lainnya. Saat ini tengah dikerjakan pembangunan kantor dan barak pekerja di lapangan, pekerjaan galian main dam, dan galian bangunan pengambil. Hingga akhir Juli 2020, secara keseluruhan progres konstruksinya mencapai 7%.
Biaya pembangunan Bendungan Tiu Suntuk sebesar Rp 1,41 triliun dengan masa pelaksanaan selama 1.415 hari kalender dan ditargetkan selesai Desember 2023. Adapun tipe bendungan berupa urugan random batu dengan elevasi puncak sekitar 97 meter.
Selain untuk irigasi, manfaat lain Bendungan Tiu Suntuk adalah sebagai infrastruktur pengendali banjir untuk wilayah yang dilintasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Rea, khususnya Kecamatan Taliwang yang merupakan Ibu Kota dari Kabupaten Sumbawa Barat. Tampungan air dari bendungan ini dirancang dapat mereduksi banjir sebesar 426 m3/detik.
Selain itu juga dapat memberikan manfaat untuk penyediaan air baku sebesar 68 liter/detik untuk Kabupaten Sumbawa Barat dan potensi sebagai sumber tenaga listrik sebesar 0,81 MW. (wst)