Polisi ikut memeriksa penumpang di Bandar Udara Sydney, Australia pada 30 Juli 2017. (AFP)

Bagaimana Agar Avsec Tidak Dipukul Lagi?

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Belum hilang dari ingatan petugas Avsec ditampar di Manado lalu disusul di CGK oleh seorang Kolonel (purn) AL di CGK. Tiba-tiba terjadi lagi Avsec dipukul oleh oknum TNI-AL minggu kemarin. Masalah ini menjadi heboh sudah banyak diulas dan ditulis, tetapi masih terjadi juga. Dan sepertinya ini akan terus terjadi, jika masalah yang paling mendasar tidak dicari obatnya yang mujarab.

Dalam kasus ini, saya sangat setuju dengan pendapat Robert Daniel Waloni Staf Khusus Menteri Pariwisata. Beliau menggarisbawahi bahwa pemeriksaan oleh petugas security adalah hal mutlak dan wajib demi menjaga safety and security.

Itu hal yang tidak bisa ditawar, harus dan mutlak mesti dikerjakan. Masalahnya kemudian para petugas Aviation Security itu seyogyanya mengubah gaya dan caranya dalam melakukan pemeriksaan, sehingga tidak mengundang emosi penumpang yang sedang melewati proses pemeriksaan  Walk through X-Ray ini. Robert mengatakan mesti ada perilaku baru dalam melakukan proses ini, dari Suspecting menjadi Self Guarding.

Marilah kita mencoba memahami situasi emosional di belakang proses pemeriksaaan Aviation security. Dari sisi petugas Avsec, sudah jelas. Mereka dilatih khusus dengan keras bagaimana menjaga dan menahan agar barang-barang berbahaya tidak melewati pemeriksaan, apalagi sampai terbawa ke pesawat dan berpotensi menimbulkan atau mengganggu keselamatan penerbangan. Mereka bekerja tanpa kompromi, siapa pun mesti mengikuti prosedur itu. Tidak ada kecuali, siapa pun juga.

Sementara dari sisi penumpang, mereka dalam situasi emosional yang diliputi rasa was-was, uncertainty. Mereka stress sebelum pasti mendapat seat, penerbangannya ada di gate berapa dan harus menunggu di lounge mana?

Jangan berasumsi bagi yang sudah sering naik pesawat. Bagi mereka yang sudah biasa, prosedur itu dapat dilalui dengan perasaan ringan dan mudah. Tetapi bagi baru pertama kali, atau yang dalam situasi terburu-buru, atau yang dalam proses ganti pesawat atau ganti airline, karena sesuatu sebab maka proses di pemeriksaaan Avsec bisa sangat stressful. Mereka yang dalam situasi semacam itu stress, emosinya tidak stabil sehingga mudah marah jika ada timbul situasi yang memancing emosinya.

Nah dua kondisi situasi emosi itu, setiap kali bertemu di area pemeriksaaan Walk Through X-Ray. Dari beberapa kejadian yang sudah terjadi, hampir dapat dipastikan bahwa ada sikap dan kata-kata petugas Avsec yang diucapkan dengan biasa saja, tetapi diterima berbeda oleh penumpang yang sedang dalam keadaan emosional tinggi. Sudah hampir pasti, terjadilah proses pemukulan itu.

Sebenarnya kalau mau jujur, semestinya sudah banyak terjadi pemukulan semacam itu. Hanya saja penumpangnya tidak cukup punya kekuatan baik fisik maupun kekuasaan, untuk melakukan pukulan fisik kepada petugas Avsec. Jadi, mereka hanya bisa diam saja, menahan marah dan emosi.

Tanpa bermaksud membela oknum TNI-AL yang pada hari Minggu kemarin melakukan pemukulan di CGK, marilah kita mencoba memahami situasi emosional kedua belah pihak pada waktu itu. Dari sisi penumpang flight menuju ke Jayapura sudah mepet waktunya, belum check in, bahkan akhirnya sudah tidak bisa check in lagi karena terlambat. Dia mesti membayar lagi untuk flight berikutnya dengan membayar Rp9 juta.

Pada situasi semacam itu, dia yang dalam kondisi emosional complain kepada Avsec, gara-gara diperiksa, maka dia jadi terlambat. Petugas Avsec hanya menjawab: “Itu bukan urusan saya pak!” Ucapan petugas Avsec itu meletupkan emosi si oknum yang sudah berada dalam kondisi emosional yang memuncak. Lalu terjadilah pemukulan itu!

Marilah berandai-andai. Seandainya saja petugas Avsec itu berkata sopan tetapi tegas: “Mohon maaf pak, karena saya harus menjalankan tugas saya.” Jika cara menjawabnya begitu, saya yakin pemukulan itu tidak akan terjadi! Paling si oknum hanya mengomel saja.

Dari ilustrasi di atas, kiranya sudah waktunya untuk mengevaluasi kembali perilaku Avsec dalam menjalankan tugasnya yang tidak mudah ini. Bagaimana agar mereka lebih berempati pada penumpang yang sedang berada pada emosi tinggi dan terburu-buru. Memberi pemahaman kepada calon penumpang, bahwa proses pemeriksaaan itu harus tetap dilakukan, walaupun dia dalam situasi terburu-buru.

Jika boleh memberi saran, dalam beberapa kasus khusus semacam ini barangkali ada suatu cara untuk membantu penumpang yang dalam situasi terburu-buru. Kalau analoginya di jalan raya, barangkali seperti memberi jalan kepada ambulans untuk melewati kepadatan lalu lintas dengan perilaku khusus. Ini tidak mudah, tetapi rasanya bisa dilakukan. Jadi ada staf khusus yang mengambil alih menangani situasi khusus karena sebab-sebab khusus misalnya, emergency, delay, ganti pesawat, dan sebagainya.

Ada yang bertanya, barangkali disebabkan semua berakhir dengan damai, karena kasusnya tidak dilanjutkan secara hukum, sehingga tidak memberi efek jera. Barangkali juga bisa begitu. Hanya saja menurut saya, itu upaya terakhir sajalah. Marilah kita bereskan lebih dahulu perilaku kedua belah pihak ini. Mesti ada edukasi kepada masyarakat, terutama calon penumpang pesawat udara. Bahwa pemeriksaan Avsec adakah sesuatu yang harus dilakukan tanpa kecuali.

Di lain pihak, disarankan ada tambahan pelajaran berempati kepada para calon Avsec. Pada saat rekrutmen, seyogyanya mesti dicermati benar-benar, faktor emosional dari calon petugas Avsec ini. Kemudian diajarkan (kembali) bagaimana menangani dan melayani penumpang yang dalam situasi stress dan terburu-buru. Ini hal penting yang mesti dikerjakan secara simultan. Jika tidak, pemukulan itu akan terus berlangsung.

Ibarat gunung berapi yang menahan tekanan magma yang kuat. Tinggal menunggu waktu yang tepat saja. Walaupun tidak mengharapkan itu terjadi, tetapi jika waktu dan sebabnya terpenuhi, maka pemukulan itu akan terjadi lagi. Pemukulan itu sudah terjadi oleh dan kepada laki-laki, perempuan, TNI, anggota DPRD, dan lainnya. Apakah akan kita tunggu kejadian berikutnya?

Akhirnya, marilah kita mencoba benchmark ke negara tetangga. Sepertinya hampir tidak pernah terjadi kasus semacam ini. Semua orang yang diperiksa mengikuti prosedur pemeriksaan dan tidak ada complain. Petugasnya tegas, tetapi tetap sopan dan cukup berempati kepada para penumpang. Proses berjalan normal, karena ada kesadaran penuh kedua belah pihak yang memeriksa dan diperiksa. Prosedur berjalan normal, bahkan ketika harus melepaskan ikat pinggang dan sepatu juga dilakukan dengan kesadaran penuh.

Semoga setelah ini, tidak akan ada lagi pemukulan kepada petugas Avsec di bandara. (Heru Legowo)

One comment

  1. Shops that require protection for high risk goods held on the premises will usually need to declare the total values of each stock item. High risk shop stock and goods are those that attract thieves and are expensive to replace. Examples of high risk stock items are electronic equipment, cigarettes, and tobacco, designer clothing, computers and digital equipment, software, computer games and consoles, drugs pharmacy and medicines, watches and jewellery, mobile phones and radios, photographic equipment, power tools, TVs, DVDs, CDs and Wines and Spirits.

    If your shop has high risk stock you can reduce the cost of your premiums by having adequate security in place. This includes an insurance company approved burglar and fire alarm, window grills, shutters and bars, CCTV and sprinklers. Many shop insurers will only offer stock cover if the minimum levels of security are in place for all shops, regardless of the stock contents held. A lot of insurers may offer further large discounts to the premium if the shop owner lives on or above the premises and is there at night.

    Shops by their very nature deal with members of the public and a good insurance policy will usually contain liability cover as standard. This should include Public Liability of up to ?2,000,000 for any one claim by a member of the public who may suffer loss or injury visiting the shop.

    If you employ staff all policies will offer Employers Liability cover of up to ?10,000,000 one event and because shops sell goods and services, Products Liability cover of ?2,000,000 for any one period of insurance.

    https://www.cialissansordonnancefr24.com/tadalafil-vardenafil/

Comments are closed.