JAKARTA (IndependensI.com) – Arab Saudi membantah gosip kematian Pangeran Abdulaziz bin Fahd dalam pemberantasan korupsi di kalangan elite kerajaan itu.
Abdulaziz, putra mendiang raja Fahd, dikabarkan terbunuh ketika berusaha melawan pasukan keamanan yang mau menciduknya pada akhir pekan lalu. Kabar lain menyebutkan sang pangeran meninggal di ruang tahanan.
Kabar tersebut beredar di media sosial dengan tagar “kematian Pangeran Abdulaziz bin Fahd”. Hal ini memicu berbagai spekulasi di dunia maya.
“Tidak benar rumor yang beredar di media terkait Pangeran Abdulaziz bin Fahd,” kata pernyataan kementerian informasi Saudi, Rabu (8/11/2017).
“Pangeran Abdulaziz masih hidup dan baik-baik saja,” tambah pernyataan tersebut.
Sang pangeran sendiri belum mengeluarkan pernyataan terkait kabar kematiannya.
Puluhan tokoh elite Saudi termasuk pangeran, menteri, dan miliarder Al-Waleed bin Talal, diciduk dalam penangkapan di berbagai tempat, akhir pekan lalu. Penangkapan itu dilakukan tidak lama setelah putra mahkota Pangeran Mohammed bin Salman resmi mengetuai komisi pemberantasan korupsi Arab Saudi.
Pemberantasan korupsi ini tercatat sebagai yang terbesar sepanjang sejarah modern Saudi.
Di tempat terpisah, pangeran lain, Mansour bin Moqren, dilaporkan tewas dalam kecelakaan helikopter dekat perbatasan Saudi-Yaman. Otoritas keamanan Saudi tidak mengungkapkan penyebab jatuhnya pesawat.
Pangeran Mohammed, yang baru berusia 32 tahun, membuat banyak kebijakan kontroversial termasuk memperbolehkan perempuan mengendarai mobil mulai tahun depan dan mempersilakan perempuan menyaksikan pertandingan olahraga.
Banyak yang memandangnya progresif, terutama dengan rajinnya dia menjaring investor untuk mempersiapkan Saudi menghadapi era habisnya cadangan minyak bumi. Dalam skema visi 2030, Mohammed membuat Saudi lebih terbuka.
Namun dia cenderung memaksakan kehendak. Mohammed tidak segan-segan menangkap pejabat negara dan ulama konservatif yang dianggap menghalangi rencananya.