Tahun 2018, Kementan Optimistis Swasembada Kedelai

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Momon Rusmono, optimistis swasembada 2018 terwujud. Hal itu karena semua faktor, baik SDM, anggaran, maupun regulasi telah lengkap dan tinggal dilaksanakan.

“Tidak ada alasan tidak mengawal, karena sudah ada dananya. Jadi, tidak ada alasan penyuluh terlambat,” ujarnya diwakili Kepala Pusat Penyuluh Pertanian, Fathan A Rasyid, pada “Konsolidasi Audit dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluh Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2017” di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (9/11/2017), dalam keterangan persnya kepada Independensi.com.

Agar pelaksanaannya berlangsung lancar, sejumlah pihak berkepentingan (stakeholder) diminta memperhatikan beberapa hal. Pertama, penggunaan anggaran harus bisa dipertanggungjawabkan (accountable). Caranya, tak melanggar peraturan perundang-undangan dan taat hukum.

“Oleh karena itu, terutama juklak (petunjuk pelaksana), juknis (petunjuk teknis) harus dipegang. Enggak sesuai di lapangan, harus didiskusikan. Yang penting, ada file memory, dicatat,” katanya.

Kedua, sisi finansial, yakni, mencatat semua yang ada dan mendokumentasikan semuanya. Dengan demikian, baik keluaran (output), hasil (outcome), dampaknya(impact), betul-betul dirasakan. “Jadi, kita harus punya komitmen dalam pelaksanaan anggaran, bukan angka serapan,” serunya.

BPPSDMP Kementan pun meminta kepada seluruh Kepala Dinas Pertanian/terkait segera menerbitkan Surat Keputusan (SK), agar 5.200 penyuluh di 20 provinsi dapat bekerja cepat mewujudkan swasembada kedelai. Daftar Usulan Pembelian Benih (DUPB) bersubsidi serta Calon Petani dan Calon Lahan (CPCL) juga diharapkan segera dilaporkan.

Begitu pula kepada seluruh Kepala Bidang dan Kepala UPT, agar rajin ke lapangan melakukan supervisi terhadap kinerja penyuluh. Sehingga, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan awaknya bekerja sesuai target, seperti pembinaan terhadap kelompok tani (poktan) dan penerapan tekonologi.

Diharapkan pada 18 November mendatang seluruh benih sudah disalurkan. Agar sesuai rencana, diharapkan segera berkomunikasi dengan penyedianya, PT Pertani dan PT Sang Hyang Seri. Dan agar bisa langsung berjalan, Kepala Bidang Penyuluhan dan Kepala Bidang Produksi harus bersinergi.

“Jangan ada lagi sekat, kita sudah satu kantor. Programnya ada di Kepala Bidang Produksi, kita kawal. Pastikan yang direncanakan dijabarkan sampai kelompok dan masuk ke sinduk kita by name, by address,” paparnya dalam kegiatan yang dihadiri sekira 200 orang dari penyuluh PNS dan THL, para kepala BPP, serta PPK.

Strategi swasembada
Guna mewujudkan swasembada kedelai pada 2018, Kementan mengalokasikan anggaran untuk 500 hektare lahan dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017. Tapi, dicanangkan kedelai ditanami di lahan seluas 1 juta hektare melalui kegiatan “By One Get One”.

Soalnya, target produksi harus mencapai 2,5 juta ton demi merealisasikan swasembada kedelai di 2018. “Jadi, tidak semua petani tidak dapat bantuan. Ada fasilitas benih bersubsidi (bagi yang tak mendapatkan bantuan),” ungkapnya.

Untuk itu pula, para penyuluh diharapkan gencar mendorong poktan, agar bersedia tanam kedelai secara swadaya hingga 500 ribu hektare. “Siapa yang sukses? Penyuluh kita beri reward, 1-3 orang jalan keluar negeri. Tapi, bukan masalah reward, tapi daulat pangan,” tegasnya.

Sebagai informasi, swasembada kedelai masuk dalam visi Lumbung Pangan Dunia 2045 yang dicanangkan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Pelaksanaannya, melalui Program Upaya Khusus Padi, Jagung, dan Kedelai (Upsus Pajale).

Kedelai menjadi fokus utama akhir-akhir ini, lantaran Indonesia sudah mencapai swasembada padi dan jagung. Malah, kedua komoditas strategis tersebut sudah berhasil diekspor ke sejumlah negara di Asia Tenggara.

Dari target 500 ribu hektare lahan kedelai yang masuk dalam APBN-P 2017, sekitar 370 ribu hektare diantaranya sudah dilaporkan. Sedangkan luas penanamannya baru mencapai sekira 70 ribu hektare. “Tolong ini diperhatikan. Saya hanya mengingatkan, kita bekerja secara accountable dan berkualitas. Selamat bekerja, semoga kita sukses semua,” tutupnya.