Demo di sejumlah negara di dunia untuk memprotes kebijakan pemerintahan Donald Trump yang mengumumkan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Ribuan Massa Berunjuk Rasa di Depan Kedubes AS, Ratusan Warga Palestina Cedera

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Massa yang berasal dari berbagai organisasi masyarakat berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (10/12/2017), untuk memprotes kebijakan Presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Berdasarkan pantauan di lokasi,  ribuan orang berpakaian putih mulai berdatangan sekitar pukul 08.00 WIB dan masih mengikuti orasi hingga berita ini diturunkan.

Sambil membawa bendera Indonesia dan bendera Palestina, serta mengenakan “keffiyeh”, selendang rajut khas Palestina, juga berbagai atribut lain, seperti pin dan ikat kepala, massa berulang kali meneriakkan “Allahu Akbar” sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap sesama Muslim di Palestina.

“Pemerintah Indonesia perlu bertindak lebih jauh untuk bicara dengan pimpinan negara-negara OKI demi memperjuangkan nasib Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat,” ujar seorang orator dari atas panggung.

Sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencananya untuk memindahkan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem pada Rabu (6/12), kecaman dan protes keras terus mengalir dari organisasi masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.

Presiden RI Joko Widodo sendiri telah menyampaikan kecaman keras terhadap sikap Trump yang dinilai telah melanggar berbagai resolusi di PBB dimana AS menjadi anggota, dan dapat mengguncang stabilitas keamanan dunia.

Presiden Jokowi pun memastikan akan hadir pada Sidang Organisasi Kerja sama Islam (OKI) yang diselenggarakan di Turki pada 13 Desember mendatang, untuk membahas pengakuan sepihak Trump terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Keputusan Trump itu membahayakan peranan historis Amerika Serikat sebagai penengah dalam konflik Israel-Palestina, juga menimbulkan kericuhan terhadap hubungan dengan sekutu-sekutu Arab, yang diandalkan Washington untuk membantunya melawan Iran dan memerangi kalangan milisi Islamis Sunni. Israel menganggap Yerusalem sebagai ibu kotanya yang abadi dan tidak terbagi serta menginginkan semua kedutaan asing ditempatkan di sana. Di lain pihak, Palestina menginginkan Yerusalem menjadi ibu kota negara Palestina merdeka di masa depan. Kota itu direbut Israel dalam perang pada 1967 dan kemudian diduduki Israel. Pencaplokan oleh Israel itu terus ditentang oleh dunia internasional.

Ratusan Orang Palestina Cedera

Di bagian lain, dari Kota Gaza dilaporkan ratusan orang Palestina cedera pada Sabtu (9/12/2017) dalam bentrokan sengit dengan pasukan Israel selama protes terhadap keputusan AS untuk mengakui Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel, kata beberapa sumber Palestina.

Lebih dari 150 orang Palestina cedera pada Sabtu, dalam bentrokan dengan pasukan Israel di Tepi Barat Sungai Jordan, Jerusalem Timur dan Jalur Gaza selama protes tersebut.

Ashraf Al-Qedra, Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, mengatakan di dalam satu pernyataan pers bahwa 25 orang Palestina cedera akibat terkena amunisi aktif dan tercekik akibat granat gas air mata yang dilemparkan oleh pasukan Israel ke arah pemrotes.

Bulan Sabit Merah Palestina menyatakan organisasi tersebut telah menangani 140 orang yang cedera dalam bentrokan Sabtu di Jerusalem Timur dan Tepi Barat, demikian laporan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad.

Media Israel melaporkan dua polisi Israel cedera dalam bentrokan di Jalan Salaheddine di Jerusalem Timur.

Bentrokan itu terjadi sebagai reaksi atas seruan faksi politik Palestina, yang mendesak massa agar turun ke jalan dalam protes terhadap pengakuan Presiden AS Donald Trump pada bahwa Jerusalem adalah Ibu Kota Israel. (antara/hinhua/oana)