Ustad Abdil Somad

Ustad Abdul Somad Ditolak Ceramah di Pulau Bali

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Ustad kondang Abdul Somad yang sangat populer di televisi dan media sosial ditolak memberikan ceramah di Pulau Dewata Bali oleh ormas setempat.  Pihak  ormas di Bali meminta  syarat bahwa Ustadz Somad diterima di Bali jika mau berikrar di Rumah Kebangsaan.

Alasan ormas dan tokoh Bali tersebut agar situasi dan kondisi di Pulau Dewata sebagai tujuan wisata dunia tetap aman dan nyaman bagi para turis yang datang dari seluruh dunia. Masyarakat Bali tidak mau kerukunan yang ada selama ini rusak akibat adanya provokasi  penceramah dari luar.

Namun permintaan itu ditolak oleh Ustad Abdul Somad. “Saya bukan pemberontak,” kata Abdul Somad.  Ketua Umum Syarikat Kebangkitan Pemuda Islam (SKPI), Farhan Hasan, mengemukan penolakan safari dakwah Ustad Abdul Somad di Pulau Dewata, Bali, oleh ormas setempat dinilai mencederai nilai-nilai Pancasila dan dapat merusak kerukunan umat beragama di Indonesia.

“Tindakan tersebut sangat menyakiti hati umat Islam, dan mencederai ke-bhinekaan yang ada di Indonesia,” kata Farhan dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu (10/12/2017).

Farhan menyayangkan tindakan yang dilakukan sejumlah ormas di Bali terhadap tokoh agama Islam Ustadz Abdul Somad. Menurutnya, tak sepatutnya tokoh agama diperlakukan seperti itu.

“Bayangkan, seorang tokoh agama diperlakukan seperti itu? Ada ancaman, fitnah dan beliau mengisi acara diundang oleh Kodam Udayana. Mana mungkin Kodam mengundang seseorang untuk memecah-belah NKRI. Apakah ini bukan bentuk pelecehan terhadap tokoh agama dan pihak Kodam Udayana? Kami pemuda Islam Indonesia, tidak terima,” tegasnya.

Farhan juga menyoroti apa yang disampaikan oleh anggota DPD Bali Arya Wedakarna. Menurutnya, kecurigaan yang disampaikan melalui ruang terbuka di tengah isu kedatangan Ustadz Abdul Somad justru akan memecah belah persatuan.

“Kami meminta aparat hukum menindak tegas tindakan-tindakan yang menyebabkan hal-hal intoleran tersebut dan persekusi semacam itu beserta aktor intelektualnya, karena akan memicu konflik horizontal. Jangan bicara mayoritas-minoritas, harusnya oknum ormas tersebut menyadari, Indonesia dengan mayoritas muslim terbesar, dan mereka selama ini bisa hidup dengan nyaman, tanpa terganggu hak-hak ibadahnya,” tuturnya.

Selama ini umat Hindu di Bali memiliki sikap paling toleran terhadap tamu-tamu yang datang ke Bali. Hal ini jangan sampai ternodai oleh perbuatan beberapa kelompok preman yang memprovokasi untuk memecah belah bangsa dan bertentangan dengan norma-norma Pancasila.

“Kami berharap di Indonesia terwujud keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tidak terjadi lagi hal-hal seperti ini,” tuturnya.

Sekjen SKPI Fauzan Rachmansyah mengucapkan terima kasih kepada umat Hindu di Bali yang tidak terpancing dan terprovokasi oleh kejadian penolakan safari dakwah Ustad Abdul Somad. Umat Hindu Bali menunjukan sikap kedewasaannya dalam melihat masalah ini.

“Kami berterima-kasih kepada umat Hindu di Bali yang tidak terprovokasi kegiatan oknum-oknum yang dapat mengancam persatuan bangsa dan tetap mendukung acara safari dakwah Ustad Abdul Somad di Bali,” katanya.

Namun, SKPI tetap meminta agar pihak kepolisian mengusut kasus tersebut, sehingga hal-hal serupa yang dapat memecah belah persatuan tidak terulang kembali.

“Kami juga meminta pihak kepolisian segera melakukan penindakan kepada pihak-pihak yang membawa sajam dalam aksi yang mencederai nilai-nilai Pancasila tersebut,” ucapnya.