foto istimewa

BPDPKS Selenggarakan Sawit Goes to Campus

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – sebagai bagian dari upaya meningkatkan pemahaman tentang industri kelapa sawit dan isu-isu yang berkembang saat ini, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyelenggarakan Sawit Goes to Campus di Universitas YARSI, tanggal 21 – 25 Februari 2018 di Grand Cempaka Hotel, Jakarta.

Sawit Goes to Campus di Universitas YARSI merupakan Side Event di kegiatan 6th Indonesian Medical Student Summit (6th IMSS) yang diadakan oleh BPDPKS. 6TH IMSS adalah kegiatan yang dihadiri kurang lebih 300 peserta dari perwakilan mahasiswa kedokteran seluruh Indonesia.

 Universitas YARSI merupakan Universitas ke-6 (enam) yang menjadi tempat dilakukannya Sawit Goes to Campus, setelah sebelumnya telah dilakukan di Universitas Gadjah Mada, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Sebelas Maret, Institut Pertanian Stiper, dan Universitas Riau.

Kepala Divisi Lembaga Kemasyarakatan dan Civil Society BPDPKS, Kus Emy Puspita Dewi dalam pidato pembukaan mengatakan bahwa Industri Sawit merupakan salah satu komoditas andalan Indonesia yang menjadi salah satu penyumbang terbesar nilai ekspor Indonesia, menyerap tenaga kerja yang cukup besar, serta salah satu penggerak dan sumber pertumbuhan ekonomi  Indonesia. Tujuan dari diadakannya Sawit Goes to Campus oleh BPDPKS adalah untuk mengenalkan mitos dan fakta Sawit Indonesia kepada perwakilan mahasiswa kedokteran seluruh Indonesia yang merupakan generasi penerus bangsa untuk memahami kebenaran tentang Sawit dilihat dari sisi kesehatan.

Sawit Goes to Campus di Universitas YARSI menghadirkan narasumber Prof. Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si dari SEAFAST IPB, Dr. Ir. Ambar Rukmini, M.P pakar sawit dari Universitas Widya Mataram Yogyakarta, Dr. Ir. Donald Siahaan dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) serta dr. Budiman Bintang Prakoso yang berprofesi sebagai dokter.

Diskusi lebih lanjut para narasumber mengatakan bahwa konsumsi minyak sawit dunia yang selalu meningkat setiap tahunnya menandakan bahwa minyak sawit memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Salah satu yang menjadi perbincangan hangat pada diskusi kali ini adalah hubungan minyak sawit dengan diabetes melitus. Penderita diabetes dianjurkan untuk menghindari asupan radikal bebas yang didapat dari minyak yang mudah teroksidasi. Minyak sawit (palm oil) jika dibandingkan dengan soft oil (minyak bunga matahari, soybean), yang lebih mudah teroksidasi adalah soft oil, sehingga minyak sawit menjadi pilihan bagi penderita diabetes jika ingin mengonsumsi makanan yang diolah.

Minyak sawit mengandung vitamin A dan vitamin E yang sangat tinggi, namun umumnya pada proses pemurnian dilakukan beberapa tahap untuk menghilangkan komponen-komponen yang tidak kita kehendaki, antara lain baunya dan warnanya. Hal ini disebabkan karena masyarakat awam masih berfikiran bahwa idealnya minyak berwarna kuning jernih, sedangkan minyak sawit berwarna jingga kemerahan. Warna jingga kemerahan ini disebabkan karena minyak sawit mengandung beta karoten yang tinggi, namun masyarakat tidak terbiasa dengan minyak yang berwarna jingga kemerahan. Oleh karena itu dilakukan proses pemujatan yang menyebabkan vitamin yang ada di minyak berkurang.