Pembangunan Jalan Trans Maluku di Pulau Seram Tembus 640 Km

Loading

PULAU SERAM (IndependensI.com)  – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) secara bertahap membangun Jalan Trans Maluku sepanjang 914 Km di Pulau Seram, Provinsi Maluku. Pembangunan infrastruktur di Pulau Seram merupakan wujud pelaksanaan Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla dalam membangun Indonesia dari pinggiran dan Kawasan Timur Indonesia.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional. “Tujuannya mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.

Hingga saat ini progresnya sepanjang 640 Km atau 70% dari 914 Km sudah bisa fungsional dengan kondisi sebagian beraspal dan sebagian masih perkerasan tanah. “Kami targetkan akhir tahun 2019 Jalan Trans Maluku di Pulau Seram bisa tembus fungsional  seluruhnya. Tahun depan akan dibuka jalan menuju Air Nanang, sehingga akses port to port yakni dari Pelabuhan Waisala dan Pelabuhan Air Nanang bisa tersambung,” kata Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVI Ambon, Ditjen Bina Marga Satrio Sugeng Prayitno saat meninjau kondisi jalan trans di Pulau Seram, Sabtu (2/6/2018).

Menurut Satrio Sugeng, kondisi mantap beraspal pada ruas Pelabuhan Amahai hingga Saleman, namun perlu berhati-hati karena ruas tersebut merupakan daerah rawan longsor. Ruas Saleman-Wahai sepanjang 104 Km dan Saleman-Tamiwel hingga Piru sepanjang 326 Km kondisinya juga mantap.

Pada ruas Saleman-Piru, masih dibutuhkan pembangunan sebanyak 9 jembatan, dimana tahun depan akan dibangun 2 jembatan

Pulau Seram yang berada di utara Pulau Ambon merupakan salah satu pulau besar di Maluku dengan luas 18.625 km2. Jalan di pulau ini semula merupakan jalan pemerintah daerah yang kemudian diusulkan kepada Kementerian PUPR untuk menjadi jalan nasional. “Awalnya masih berupa jalan tanah, kita lakukan penanganan karena jalan ini jalur utama mobilitas masyarakat. Penanganannya dilakukan secara bertahap,” ujar Satrio.

Pada tahun 2018, anggaran preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional di Pulau Seram sebesar Rp 269 miliar yang digunakan diantaranya untuk pemeliharaan rutin jalan dan jembatan dan rekonstruksi jalan sepanjang 20 Km.

Jalan Trans Maluku terbagi menjadi beberapa ruas mulai dari Pelabuhan Amahai – Saleman sepanjang (84 Km), Saleman – Waisala (228 Km), Piru – Werinama (339 Km), dan Saleman –  Bula  (263 Km).

Armin, salah seorang masyarakat pesisir di Wilayah Seram Bagian Barat mengatakan sangat terbantu dengan terbangunnya jalan Trans Maluku. Sekarang ini masyarakat merasakan pembangunan jalan yang lancar. “Jika dulu seluruh ruas jalan ini merupakan jalan tanah dan susah dilewati. Sekarang dengan ada perbaikan, kami merasakan perkembangan dari sisi perekonomian yang semakin lancar,” ucap Armin.

Pulau Seram terbagi menjadi 3 kabupaten yaitu Kabupaten Maluku Tengah dengan ibukota Masohi, Kabupaten Seram Bagian Timur dengan ibukotanya Bula dan Seram Bagian Barat dengan ibukotanya Piru. Total jumlah penduduk di Pulau Seram sekitar 1,5 juta jiwa. Masyarakat 3 Kabupaten di Pulau Seram ini bergantung hidup dengan mata pencaharian sehari-hari sebagai petani dan nelayan.

Hasil kebun dan perikanan yang didapat dibawa ke kota. Dengan terbangunnya akses jalan Trans Maluku ini pertumbuhan ekonomi dan akses transportasi semakin baik dirasakan.(***)