Menhan Hadiri Pertemuan Indonesia-Australia Bahas Keamanan Maritim

Loading

AUSTRALIA (Independensi.com) –  Menteri Pertahanan RI Rymizard Ryacudu (kiri), Menteri pertahanan Australia Marise Payne (tengah) dan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop 2+2 minister meeting di sela-sela ASEAN-Australia Special Summit 2018 di Sydney, Australia, Jumat (16/3/2018). Acara ini merupakan agenda pertemun dilomasi bilateral dua negara membahas isu-isu strategis seperti keamanan maritim, terorisme, pasukan perdamaian dll.

Menhan dalam pertemuan tersebut sempat menyampaikan pandangan soal keamanan maritim di Asia . Menurutnya, keamanan maritim menjadi sangat penting lantaran telah menjadi jalur perdagangan (Sea Lane of Trade/SLoT) maupun jalur komunikasi (Sea Lane of Communication/SLoC).

“Perdagangan internasional yang semakin berkembang masih bertumpu pada domain laut sehingga masalah jaminan keamanan maritim menjadi hal yang sangat krusial,” ujar Menhan dalam pertemuan tersebut.

Namun demikian, lanjut Menhan, tantangan yang dihadapi di bidang keamanan maritim saat ini masih terus diwarnai oleh pencurian sumber daya alam, terorisme, perdagangan manusia, potensi sengketa perbatasan, perompakan, penyelundupan dan pembajakan.

Sebagai contoh, ungkap Menhan, adalah aksi pembajakan di Laut Sulu yang terjadi beberapa waktu yang lalu secara langsung telah menghambat perekonomian dan menimbulkan keresahan bagi para pengguna jalur dimaksud.

“Guna mengatasi ancaman tersebut, Indonesia bersama Filipina dan Malaysia telah mengambil langkah-langkah kerjasama yang kongkret melalui platform kerjasama Trilateral di Laut Sulu. Kegiatan telah dilakukan meliputi patroli bersama yang terkoordinasi, baik di laut maupun udara,” imbuh Menhan.

Tidak hanya itu, Menhan juga menyampaikan, bahwa kerjasama pengamanan di sektor kemaritiman juga dilakukan secara rutin melalui Patroli Maritim terkoordinasi yang dilakukan oleh 4 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.

Menhan menambahkan, pengamanan ini telah lama dilaksanakan oleh keempat negara tersebut Adapun kerjasama yang dilakukan adalah patroli terkoordinasi (Corpat) dan Eyes in the Sky yang dilakukan bersama-sama 4 negara (Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand).

” Disamping itu telah dilakukan kerjasama lainnya berupa “Corpat” yang bersifat sub regional di Teluk Thailand yang dilakukan oleh 3 negara yaitu Kamboja, Thailand dan Vietnam,” beber Menhan.

Menhan menegaskan, bagi  Indonesia keamanan maritim merupakan implementasi dari agenda  yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

“Dimana salah satu kerangka utamanya adalah pembangunan kekuatan pertahanan maritim.  Hal tersebut menyebabkan Indonesia saat ini memprioritaskan peningkatan Alutsista TNI khususnya untuk menambah jumlah Alutsista yang akan digunakan oleh TNI AL dan TNI AU,” pungkas Menhan. (Dok puskom publik kemhan/juli)