JAKARTA (IndependensI.com) – Saham Dropbox mulai diperdangkan di bursa Nasdaq pada Jumat (23/3/2018) ini. Dalam debutnya ini, saham penyedia layanan penyimpanan daring itu dihargai US$21 per lembar. Nilainya hampir tiga kali lipat dari perkiraan US$8 per lembar.
Dropbox, yang sudah berdiri sejak 2007 tapi masih disebut sebagai start-up, membidik investor di bursa saham untuk mencari dana segar. Meski layanannya digunakan jutaan orang, perusahaan yang bermarkas di San Francisco, AS, itu masih sulit menutup kerugian.
Salah satu penyebab kerugian adalah lebih banyaknya pengguna yang memanfaatkan layanan gratis. Selain itu, Dropbox juga harus menghadapi persaingan melawan pemain besar seperti Drive dari Google dan OneDrive dari Microsoft.
Perusahaan yang didirikan Drew Houston dan Arash Ferdowsi itu berniat mengumpulkan dana setidaknya US$750 juta dari lantai bursa. Dropbox juga berencana menjual saham bernilai total US$100 juta ke Salesforce, perusahaan yang bergerak di bidang komputasi awan (cloud computing).
Tingginya harga saham perdana Dropbox memperlihatkan bahwa tidak semua perusahaan di bidang teknologi informasi terimbas dampak skandal Facebook. Terungkapnya penyedotan data 50 juta pengguna Facebook secara tidak sah telah membuat saham perusahaan media sosial itu anjlok sejak awal pekan.
Dropbox adalah adalah salah satu perusahaan pelopor di “awan” internet. Layanan yang diberikannya memungkinkan pengguna menyimpan data di “awan” yang bisa kapan pun diakses dari perangkat apa pun yang terhubung internet.
Penyimpanan data digital, mulai dari musik dan film hingga dokumen, presentasi, dan gambar, tumbuh menjadi bisnis besar seiring semakin cepat dan murahnya koneksi internet. Semakin banyak perangkat yang digunakan mendorong pengguna menyimpan datanya di penyimpanan data daring ketimbang di perangkatnya sendiri.
One comment
Comments are closed.