Suasana kemeriahan pembukaan Asian Games 2018, di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu (18/8/2018). INASGOC

Asian Games 2018: Perhelatan Bergengsi Seumur Hidup

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Marilah kita sudahi sejenak polemik Pilpres 2019 yang banyak menyita perhatian masyarakat beberapa waktu belakangan ini. Belum lagi pemberitaan lain yang memenuhi lini masa media baik cetak, online, media elektronik hingga media sosial. Mulai 18 Agustus sampai dengan 2 September ini, perhelatan prestisius Asian Games 2018 bergulir di Jakarta dan Palembang. Sebuah perhelatan bergengsi yang sudah digelar sebanyak 18 kali itu, hadir kembali ke Tanah Air setelah kali pertama menjadi tuan rumah pada 1962.

Kala itu, Asian Games keempat digelar di Jakarta, tepatnya dibuka oleh Presiden Soekarno di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada 2 Agustus 1962. Sedikitnya 17 negara turut serta dengan menurunkan sebanyak 1.460 atlet untuk 13 cabang olahraga (Cabor). Adapun cabang yang dimainkan adalah atletik, akuatik (renang, selam, polo air), bola basket, tinju, balap sepeda, hoki, menembak, tenis lapangan, tenis meja, bola voli dan gulat.

Total medali yang diperebutkan sebanyak 372 medali. Kini, sedikitnya 61 cabang dimainkan diikuti 45 negara, 5.500 ofisial dan 11.000 atlet yang akan bertarung di Jakarta dan Palembang pada gelaran Asian Games ke-18 ini. Mungkin bagi generasi muda, untuk menunggu selama 56 tahun tidaklah lama. Namun untuk kali ini, Asian Games 2018 adalah sebuah perhelatan seumur hidup yang belum tentu akan datang untuk kali ketiga, keempat dan seterusnya.

Kalau anda sangsi dengan prestasi olahraga para atlet Indonesia, paling tidak jadilah tuan rumah penyelenggara yang baik. Jangan tanya kenapa, tapi justru dukunglah ajang bergengsi ini. Pesta olahraga antar negara-negara Asia tersebut bukanlah mega proyek milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta jajarannya, melainkan menjadi milik seluruh rakyat Indonesia.

Tunjukkanlah pada dunia, bahwa sebenarnya kita mampu. Mampu dengan prestasi olahraganya dan mampu menjadi tuan rumah yang menyenangkan. Sebab siapa lagi yang bisa menjadikan semua ini lebih baik kalau bukan diri kita sendiri. “Ini adalah kesempatan kedua setelah 56 tahun Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games sekaligus Para Games. Kesempatan emas ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Seluruh komponen anak bangsa berjuang untuk mengibarkan bendera Merah-Putih dan menyanyikan Indonesia Raya di perhelatan itu,” kata Presiden Jokowi.

Orang nomor satu di Indonesia ini menambahkan, suksesnya gelaran ini merupakan sukses bersama seluruh rakyat di Tanah Air, selain sukses secara prestasi atletnya. Segalanya dipertaruhkan disini, terutama sebagai bangsa yang terkenal dengan keramahannya dan keragaman suku, agama, ras serta antar golongan yang bisa hidup berdampingan. Mohon maaf bila jalanan menjadi tambah macet dan ada ganjil-genap. Mohon maaf bila prestasi olahraganya tidak maksimal. Mohon maaf bila semua kesiapan sebagai tuan rumah ada kelemahan.

Dukungan masyarakat hendaknya bukan hanya sebatas slogan seperti tertulis dalam baliho atau papan reklame yang bernadakan “turut mensukseskan Asian Games dan Para Games 2018”. Melainkan harus menjadi satu kesatuan yang utuh, bahwasanya setiap warga negara Indonesia memiliki satu kebanggan bisa menjadi tuan rumah ajang kelas dunia dan menjadi saksi sejarah seperti pendahulunya pada medio 60-an.

Sebagai tuan rumah, geliat dan suasana pesta olahraga antar negara-negara di Asia bukanlah milik warga Jakarta dan Palembang saja. Harus menyebar ke kota-kota dan seluruh pelosok di Tanah Air. Salah satu conton adalah melakukan pawai obor Api Asian Games di beberapa kota di Indonesia. Tujuannya agar memassalkan gerakan mendukung perhelatan olahraga empat tahunan ini. Promosi pun sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum hari pelaksanaan. Mulai dari panitia penyelenggara kejuaraan Asian Games 2018 Indonesia (Inasgoc), pemerintah pusat dan daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta gencar mempromosikan.

Namun, yang jadi pertanyaan, apakah semua ornamen fisik dalam meramaikan gelaran Asian Games itu berpengaruh ke masyarakat? Butuh kesadaran bagi tiap individu di negara ini untuk mensukseskan Asian Games dan Para Games ini. Bukan saja menjadi tanggung jawab panitia pelaksana, pemerintah pusat dan daerah, aparat keamanan serta instansi terkait, melainkan bangsa ini, karena nama besar Indonesia ada di dalamnya.

Apresiasi 

Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (Indonesia Asian Games Organizing Committee-INASGOC) Erick Thohir mengatakan beberapa waktu lalu, dana total yang sudah terkumpul saat ini adalah sebesar Rp 6,6 triliun. Ia menjelaskan dana ini berasal dari APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) yang disediakan, sebesar Rp 4,5 triliun, termasuk pajak yang mesti dibayarkan dan ditambah dengan sponsor.

Menurut Ketua INASGOC, Erick Thohir dalam penyelenggaraan Asian Games ini pihaknya mengajukan pinjaman sebesar 8,7 Triliun rupiah tanpa bunga. Untuk perhitungan sponsor sebesar 300 milyar namun hingga saat ini pihak INASGOC sudah mencapai 800 milyar. Dari total keseluruhan pihaknya masih mendapatkan efisiensi sebesar 3 triliun. “Kita mengajukan 8,7 triliun itu tanpa bunga, dan perhitungan sponsor 300 milyar. Alhamdulillah, sampai hari ini, on track itu apa yang kita dapatkan, total anggaran 7,2 triliun. Tapi itu sudah termasuk pajak 1 triliun, alhamdulillah juga sponsor yang tadinya 300 milyar, sekarang kita di 850-an miliyar” kata Erick.

Kondisi ini pun mendapat apresiasi dari Menteri Keuangan Sri Mulyani yang melihat pihak INASGOC sendiri telah meminta dukungan penuh dalam pengurusan anggaran dan dokumen yang baik. “Dalam rangga penyelenggaraan, terutama dari sisi aspek pendanaan Erick Thohir meminta dukungan penuh dalam bentuk sistem bagaimana mengurus anggaran, memproses anggaran, dokumen yang baik,” ungkap Sri Mulyani.

Menkeu juga menambahkan dalam penggunaan dana Asian Games sendiri, pihak INASGOC juga meminta bantuan kepada LKPP, BPKP dan juga Kejaksaan. “Dan juga dalam penggunaan anggarannya, Pak Erick meminta bantuan seperti LKPP BPKP dan kejaksaan. Itu adalah suatu niat dari INASGOC untuk transparan kepada publik karena ini adalah dana publik yang harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.” tambahnya.

Selain itu, pihak Kementerian Keuangan telah menerima keuntungan pajak senilai 1 triliun lebih dan pokok bea masuk mencapai 400 milyar. “Tentu saja dari pengeluaran ini terdapat penerimaan perpajakan. Penerimaan pajak lebih dari 1 triliun dan dari sisi bea masuk yang sekarang ini barang-barang yang masuk sudah lebih 397 milyar” kata Menkeu.

Berikan Dampak Positif

Sedangkan Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, tahap persiapan dan pelaksanaan Asian Games 2018 memberikan dampak terhadap perekonomian Indonesia. Seperti meningkatkan sektor pariwisata, meningkatkan aktivitas ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pengembangan kota melalui pembangunan infrastruktur fasilitas olahraga.

Selain itu, diperkirakan dampak langsung pengeluaran peserta dan pengunjung Asian Games 2018 mencapai Rp 3,6 triliun. Ini dengan perincian pengeluaran sebesar Rp 2,5 triliun di Jakarta, dengan konsentrasi persebaran peserta dan pengunjung sebanyak 70 persen, dan Rp 1,1 triliun di Palembang dengan konsentrasi persebaran peserta dan pengunjung sebanyak 30 persen. Dia menuturkan, peluang ekonomi yang dapat dimanfaatkan dari penyelenggaraan Asian Games 2018 dapat dicapai dengan menggencarkan promosi Asian Games dan wisata yang lebih tepat sasaran.

Kemudian memberikan fasilitas dan kemudahan masuk ke Indonesia bagi turis mancanegara, meningkatkan kemudahan akses ke venue untuk penonton lokal, menyiapkan destinasi wisata dan infrastruktur pendukung. “Kemudian meningkatkan awareness wisatawan mancanegara tentang destinasi wisata, termasuk wisata kuliner dan budaya, serta mengadakan event pariwisata pada saat Asian Games berlangsung,” ujar Bambang.

Diperkirakan, 88 persen pengeluaran berasal dari penonton dan wisatawan, diikuti 4,67 persen pengeluaran oleh atlet, 3,96 persen pengeluaran awak media, 2,34 persen pengeluaran officials, dan 0,77 persen pengeluaran sukarelawan. Akomodasi diperkirakan menjadi komponen pengeluaran terbesar yang mencapai Rp 1,3 triliun, sementara komponen terbesar kedua adalah transportasi sebesar Rp 640 miliar, makanan dan minuman sebesar Rp 628 miliar, pengeluaran belanja mencapai Rp 560 miliar, dan pengeluaran hiburan sebanyak Rp 280 miliar.

Ajang empat tahunan ini bagi Indonesia bukanlah sekedar perhelatan olahraga. Tetapi sudah menjadi gelaran identitas bangsa Indonesia dan menjadi bagian sejarah bagi Merah Putih sebagai tuan rumah kejuaraan olahraga kelas dunia. Di olahraga ada ketegasan dan disiplin, yakni ada yang menang dan kalah. Parameternya adalah skor. Tapi, dasarnya tetap sportifitas dan persahabatan, saling mengakui kehebatan lawan serta tak sungkan untuk merasakan kegagalan.

Inilah nilai-nilai luhur yang pantas dipetik dari olahraga untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, selain menyehatkan tubuh dan jasmani. Demikianlah adanya, diharapkan dukungan seluruh rakyat Indonesia untuk menjadikan Asian Games 2018 ini lebih bermakna dan mengikat seluruh komponen bangsa demi sebuah prestasi. Entah prestasi olahraga atau prestasi sebagai tuan rumah yang baik. Selamat bertanding.