Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat naik sepedan motor kunjungi wilayah. (humas)

Program 100 Hari, Wali Kota Bekasi Petakan Penanganan Segera

Loading

BEKASI (IndependensI.com)- Program 100 hari Wali Kota dan Wakil Wali Kita Bekasi setelah dilantik 20 September 2018,  bagaimana memetakan dan mencari solusi aktif kasus-kasus akut di masyarakat dengan kerja cerdas.

Penegasan itu disampaikan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi setelah melalukan beberapa kali peninjauan lapangan di wilayah kecamatan, kemarin. Diantara yang akan dilakukan,  mempercepat perbaikan infrastruktur mengatasi banjir, kemacetan, pengelolaan sampah hingga penataan ruang wilayah yang lebih memadai.

“Agenda turun kelapangan cek yang kemarin untuk menangani persoalan infrastruktur dan pelayanan. Dan kita masukan menjadi dokumen prioritas perencanaan hingga lima  tahun dalam FKRW. Dengan dasar semangat niat membangun kota yang kita cintai,” ujar Rahmat.

Setiap melakukan kunjungan lanpangan ke wilayah kecamatan, ia selalu menggunakan sepeda motor trail. Tujuannya, salah satu untuk mempercepat peninjauan.

Program 100 hari katanya, sebagai  upaya pemenuhan visi misi Kota Bekasi yang Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera dan Ihsan ditengah kondisi warga yang heterogen. Jadi,  satu-satunya cara yang tepat saling menjaga kerukunan dan kedamaian.

“Modalnya rukun dan damai. Tiap persoalan ditandai dengan  kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual untuk membangun masyarakat 2,7 juta warga Kota Bekasi,” ungkapnya.

Ia menyebutkan rencana penanganan banjir berupa pembangunan polder penampung air di wilayah kelurahan Kota Baru, Bekasi Barat tepatnya Perumahan Harapan Baru Regency RW 13 Muara Kali Boong hingga batas DKI Jakarta, menjadi salah satu prioritas.

Lalu pembuatan polder Jakasampurna di Perumahan Bumi Fajar Indah yang keberadaannya bisa berimbas pada kondisi arus air ke wilayah kecamatan Medan Satria.

Kemudian, pelebaran jalan dan aaluran di Jalan Bintara Raya dimulai dari simpang Pasar Kranji Baru hingga perbatasan dengan wilayah Pondok Kopi, DKI Jakarta. Termasuk  pelebaran jalan di simpang Jalan Bintara-Pondok Kopi batas wilayah DKI untuk mengurai kemacetan ditambah pembuatan gapura yang lebih bagus.

“Dua wilayah ini juga perlu koordinasi yang inten akibat aksesibilitas warga masyarakatnya. Permasalahan sampah, macet dan banjir dipetakan bersama,” ungkapnya.

Persoalan lain yang jadi bahasan yakni penanganan sampah liar di wilayah Kelurahan Bintara Jaya dan perbaikan saluran di Kelurahan Kranji. Guna menjakankan program tersebut, ia  pun ingin  mendapat dukungan stakeholder dan warga masyarakat sehingga bisa terealisasi.

Hasil paparan Rahmat Effendi, pun langsung mendapat respon positif warga dan jadi kesempatan mereka menyampaikan usulan lewat kesempatan dialog interaktif. (jonder sihotang)