Implementasi penyeberangan internasional RoRo Dumai-Malaka menjadi prioritas dalam pertemuan ASEAN MTWG di Singapura 5-7 Maret 2019

Penyeberangan RoRo Dumai-Malaka Jadi Agenda Penting Dalam ASEAN MTWG Meeting

Loading

SINGAPURA (Independensi.com) Implementasi trayek peyeberangan rute internasioal RoRo Dumai-Malaka menjadi salah satu agenda penting pemerintah Indonesia dan Malaysia pada pertemuan ASEAN MTWG ke-37 di Singapura pada 5-7 Marer 2019.

Apalagi penyeberangan internasional Dumai-Malaka ini merupakan Pilot Project untuk ASEAN Single Shipping Market (ASSM).

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko selaku ketua delegasi Indonesia dalam pertemuan tersebut menyampaikan, Indonesia telah melakukan pembahasan intensif terkait persiapan pengoperasian RoRo Dumai-Malaka ini sejak diselenggarakannya 2nd Join Task Force Meeting di Pekanbaru, Indonesia pada bulan September tahun 2018.

Rute RoRo Dumai-Malaka ini sangat potensial dan bermanfaat, khususnya untuk para eksportir di wilayah Dumai jika dilihat dari volume perdagangan Indonesia-Malaysia khususnya di kawasan Dumai – Malaka yang lebih banyak dibandingkan dengan Bitung – Davao/Gensan.

Kedepan, penyeberangan RoRo Dumai-Malaka ini dapat mengambil banyak pelajaran dari implementasi RoRo Bitung-Davao/General Santos.

Walaupun telah terbentuk konektivitas angkutan darat antara Malaysia dan Thailand dalam mendukung perdagangan lintas batas, namun demikian masih ditemui beberapa kendala terkait pelayanan bea cukai ataupun perizinan, khususnya di perbatasan Malaysia Utara dan Thailand Selatan.

Hambatan yang sama juga mungkin saja terjadi antara Indonesia dan Malaysia dalam implementasi RoRo Dumai – Malaka.

Misalnya dalam hal birokrasi lintas batas yang rumit, SOP Customs, Immigration, Quarantine and Security (CIQS) yang belum jelas, dan belum adanya peraturan yang mengatur tentang transportasi darat yang belum terharmonisasi dan belum berstandar.

Sementara untuk kesiapan pelabuhan, terdapat beberapa pilihan dermaga terminal penumpang yang akan digunakan, yaitu dermaga A yang dikelola oleh PT. (Persero) Pelindo I Cabang Dumai atau menggunakan Terminal Bandar Sri Junjungan yang dikelola Pemerintah Kota Dumai.

“Mana yang dipakai akan ditentukan melalui assessment terhadap kemampuan fasilitas dermaga dan terminal,” jelas Wisnu

Begitupun dengan kesepakatan digunakannya SOP CIQS yang akan diterapkan oleh Indonesia dan Malaysia di masing-masing pelabuhan. Pemerintah telah meminta agar masing-masing Kementerian/Lembaga di Indonesia menyampaikan tentang SOP masing-masing.

Implementasi konektivitas laut RoRo rute Dumai–Malaka ini rencananya akan diresmikan pada kuartal 1 tahun 2019 dengan diawali penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Indonesia dan Malaysia.

Kedua Negara akan mempersiapkan kesiapan infrastruktur dan regulasi, antara lain terkait pengaturan tentang CIQS, ketentuan dan aturan tentang kendaraan truk, kendaraan pribadi, dan kendaraan komersil (bus pariwisata) untuk penumpang dan barang bawaannya atau kargo.