Makna Dibalik Silaturahmi Joko Widodo – Zulkifli Hasan

Loading

Independensi.com – Di kala suhu politik memanas dan situasi mencekam serta kondisi masyarakat yang sangat melelahkan pasca pemilu 17 April 2019 lalu, pertemuan Presiden Joko Widodo dan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, memberikan air sejuk serta angin segar dan kedamaian.

Jokowi sebagai petahana serta Calon Presiden 2019-2024 bertemu dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) salah satu partai pendukung Pasangan Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Solahudin Uno sangat membawa pengaruh positif menurunkan suhu politik nasional di tengah kekhawatiran terjadinya people power yang sudah sempat terwacanakan.

Silaturahmi keduanya berlangsung saat pelantikan Gubernur/Wakil Gubernur Maluku Murad Ismail-Barnabas Orno di Istana Negara, Kamis (25/4/2019) siang. Ikut juga Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Sekjen PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Zulkifly Hasan  maupun Hasto mengemukakan, pembicaraan berlangsung antarpara negarawan tersebut karena sama-sama menyadari betapa letih dan lelahnya bangsa ini akibat proses Pilpres dan Pileg yang terlalu lama sehingga menguras energi sampai delapan bulan.

Selain melelahkan, juga  terkurasnya energi pasti tersirat kerugian yang diderita akibat dari berita hoax, kebohongan dan fitnah, dan segala macam hal yang menimbulkan keretakan-keretakan di tengah masyarakat.

Proses penghitungan suara yang sedang berlangsung saat ini seharusnya dijadikan waktu kita untuk memulihkan kelelahan itu sambil menunggu hasilnya untuk menentukan siapa pemenang Pilpres dan anggota legsilatif. Namun dalam kenyataannya belum menuju ke sana, bahkan seolah mengkhawatirkan akan terjadinya gesekan-gesekan. Dalam kondisi itulah pentingnya manfaat dari pertemuan antara Presiden Jokowi dan Ketua  MPR Zulkifly Hasan tersebut, di mana juga diikiti Ketua Umum Nasdem Suryo Paloh dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Sambil menunggu pengumuman resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) tanggal 22 Mei mendatang, kita memaknai pertemuan atau perbincangan ke-4 tokoh tersebut sebagai representasi seluruh anak bangsa sebagai awal dari silaturahmi nasional, atau apapun namanya sehingga pemulihan ke kondisi normal sudah mulai berlangsung, menunggu pertemuan puncak antara Jokowi dengan Prabowo Subianto.

Terpapar dihadapan kita berbagai masalah yang sempat membuat jarak diantara kita sesama anak bangsa, sampai-sampai kita lupa sebagai sesama saudara dan bahkan kata damai dan perdamaian itu tidak ada dalam kamus dan benak kita. Kadang-kadang di luar nalar normal kaum intelektual dan tokoh masyarakat dan bangsa, kita lupa memberi suri tauladan sampai menimbulkan kondisi kurang kondusif dalam berbangsa dan bermasyarakat.

Kita bersyukur bahwa Pilpres dan Pilleg telah selesai dengan baik, aman dan damai, tentu tidak ada gading yang tak retak, tetapi dibandingkan dengan pekerjaan besar dan berat dengan melibatkan 190-an juta masyarakat Indonesia harus kita berbangga hati melewatinya.

Kita menggugah sikap kenegarawanan para petinggi bangsa dan negara serta para politisi dan tokoh masyarakat terutama alim ulama, agar cepat-cepat mewujudkan situasi kondusif sambil menunggu pengumuman hasil Pilpres dan Pileg tersebut, dan kita harapkan semua menyikapinya dengan lapang dada serta taat hukum.

Dalam memelihara keamanan dan ketenteraman masyarakat dan bangsa tersebutlah pentingnya silaturahmi Jokowi dengan Zulkifli Hasan dua hari lalu itu, ada harapan bahwa tensi politik akan menurun.

Sadar atau tidak, ada ketakutan dan kengerian menghantui benak masyarakat dengan adanya wacana people power dalam mengemukakan kehendak, terlepas dari penafsiran positif atau negatif istilah people power tersebut.

Oleh karenanya, masyarakat menunggu kapan pertemuan puncak Calon Presiden Joko Widodo dengan Prabowo Subianto, yang dengan jelas apabila kedua putra terbaik bangsa ini bertemu, suasana akan kembali normal bahkan akan memulai semangat baru dalam melanjutkan pembangunan secara menyeluruh oleh semua komponen bangsa.

Dengan penuh harap, pertemuan Presiden Jokowi sebagai petahana untuk bertemu dengan Prabowo Subianto segera terwujud, dan semakin cepat akan semakin baik. Dengan pertemuan itu akan menghilangkan saling curiga termasuk di antara para pendukung dan relawannya. Pada hal bukan lagi urusan ke dua belah pihak, sebab yang melaksanakan adalah KPU dan yang mengawasi adalah Bawaslu.

Walaupun masih dalam penantian akan pertemuan kedua tokoh itu, masyarakat yakin akan kecintaan Prabowo Subianto terhadap masyarakat bangsa dan negara Indonesia, sebagai seorang pejuang dan Sapta Marga-is yang digembleng dengan Sumpah Prajurit, sebagai Jenderal pasukan khusus dan mengabdikan jiwa raga untuk keutuhan NKRI, Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, beliau akan memberikan yang terbaik bagi negara, masyarakat dan bangsa Indonesia. (Bch)