Pupuk NPK Petro Ningrat

Bantu Kebutuhan Petani Kebun, PG Produksi Pupuk NPK Petro Ningrat

Loading

GRESIK (Independensi.com) – Produsen pupuk plat merah, PT Petrokimia Gresik (PG) kembali meluncurkan produk inovatif. Untuk mewujudkan komitmen sebagai solusi agroindustri. Produk pengembangan yang diluncurkan kali ini, adalah NPK Petro Ningrat 12-11-20.
Direktur Utama (Dirut) PG, Rahmad Pribadi mengatakan, peluncuran produk bari ini. Merupakan langkah strategis perusahaan, untuk merealisasikan target transformasi bisnis sebagai market leader dan dominant player di pasar komersial.
“NPK Petro Ningrat, merupakan pupuk untuk tanaman perkebunan, hortikultura, buah dan umbi. Seperti, tembakau, kentang, cabai, bawang merah, tomat, melon, serta buah-buahan lainnya,” ujarnya, Sabtu (13/7).
“Produk ini, melengkapi deretan produk inovatif PG di pasar komersial. Jika Phonska Plus menyasar pasar komersil pertanian, maka Petro Ningrat menyasar pasar komersil perkebunan melengkapi NPS Petro Nitrat yang sudah lebih dulu diluncurkan tahun lalu,” tuturnya.
Lebih lanjut Rahmad menjelaskan, bahwa hasil serangkaian uji coba di lapangan menunjukkan. NPK Petro Ningrat, terbukti mampu meningkatkan hasil panen tanaman perkebunan antara 10 hingga 37 persen.
“Aplikasi NPK Petro Ningrat pada tanaman kentang, di Kota Batu misalnya mampu menghasilkan 41,25 ton per hektare, atau meningkat 37 persen. Kemudian uji coba NPK Petro Ningrat pada tanaman tembakau di Kabupaten Jember dan Lombok Timur mampu menghasilkan panen sebanyak 1,6 ton/hektar (meningkat 10,6 persen) dan 1,5 ton/hektar (meningkat 11 persen).
Sedangkan pada tanaman bawang merah di Kabupaten Nganjuk, mampu meningkatkan produktivitas petani hingga 28,5 persen, atau menghasilkan 18 ton/hektar. Dalam uji coba tersebut, NPK Petro Ningrat diaplikasikan bersama dengan Petroganik dan ZA,” paparnya.
“NPK Petro Ningrat 12-11-20 ini, mengandung Nitrogen berupa Nitrat. Keunggulannya mampu memperbaiki aroma, warna, rasa dan kelenturan dari daun tembakau. Bahkan, dapat membuat tanaman lebih tegak dan kokoh; merangsang pembentukan umbi dan buah. Sehingga cocok digunakan untuk lahan kering serta larut dalam air sehingga mudah diserap tanaman,” tukasnya.
“Saat ini, produk tersebut secara teknis dan legalitas telah siap untuk dikomersialisasikan dengan berbagai kemasan mulai dari 1 kg, 5 kg, hingga 20 kg,” tandasnya. (Mor)