Sony Dwi Kuncoro. (Istimewa/badmintonindonesia.org)

Sony Tembus Babak Utara

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Melalui pertarungan sengit, pemain spesialis tunggal putra kawakan, Sony Dwi Kuncoro menghentikan perlawanan pemain muda Tiongkok, Sun Feixiang 21-11, 22-20 di babak kualifikasi Thailand Open 2019 di Huamark Indoor Stadium, Bangkok, Thailand, Senin (30/7/2019). Sony sempat menemui kesulitan di set kedua menyusul perlawanan Sun yang maksimal.

Sony yang sudah tertinggal 18-20, mampu membalikan keadaan dan meraih empat angka berturut-turut dan mengunci perolehan angka Sun. Pemain Tiongkok ini pun dibuat jatuh bangun mengejar bola pengembalian Sony. “Di awal tadi saya lebih mudah mengatur permainan. Di game kedua, lawan ubah permainan dan saya sempat ktinggalan 18-20. Saat itu saya ubah main lagi jadi lebih agresif. Saya lebih mengatur permainan dan tunggu timing yang pas untuk menyerang dia,” ujar Sony seperti dikutip dari www.badmintonindonesia.org.

Mantan pebulutangkis pelatnas Indonesia yang berusia 35 tahun ini mengatakan, bahwa kini stamina dan kecepatannya tak seperti dulu, sehingga ia mesti pintar mengatur tempo permainan. Apalagi dalam menghadapi persaingan dengan pemain-pemain muda yang memiliki kekuatan dan kecepatan yang lebih darinya. “Memang bulutangkis adalah permainan keterampilan dan ketangkasan, tapi saya punya pengalaman. Memang saya sudah tidak muda dan tidak seperti dulu kekuatannya. Mainnya harus taktis, dan ini tidak bisa langsung didapatkan begitu saja, harus dilatih,” kata Sony.

Sony menambahkan, dirinya hingga saat ini tidak memiliki target main bulutangkis sampai kapan. “Saya masih menikmati pertandingan saya. Apa yang saya latih, saya terapkan di pertandingan,” sebut Sony yang juga akan mengikuti turnamen Hyderabad Open 2019. Selain Sony, di babak utama Indonesia diwakili Tommy Sugiarto dan Shesar Hiren Rhustavito.

Terhenti

Sementara itu, langkah Chico Aura Dwi Wardoyo harus terhenti di babak kualifikasi Thailand Open 2019 setelah dikalahkan Lucas Claerbout (Perancis), dengan skor 19-21, 21-16, 17-21. Chico tak tampil di permainan terbaiknya. Ia beberapa kali melakukan kesalahan-kesalahan sendiri dan memberi kesempatan untuk Claerbout menghujankan serangan. Hal ini dipertegas sang pelatih, Irwansyah, yang mendampingi Chico bertanding. “Chico banyak ragu-ragu dan tempo permainannya mengikuti lawan. Chico juga mainnya nggak lepas. Lawan berani bermain menyerang dengan smash-nya,” kata Irwansyah. “Karena banyak ragu, akhirnya defense-nya Chico juga nggak bagus. Intinya di pertandingan tadi, Chico ketekan terus,” imbuh Irwansyah.

Di pertandingan kualifikasi pertama, Chico mengalahkan rekan sepelatnas, Ihsan Maulana Mustofa, dengan skor 16-21, 21-19, 21-16. Ihsan sebetulnya sudah sempat unggul 16-12 di game kedua, namun Chico mampu mencuri kesempatan saat Ihsan tak melancarkan serangan. “Sebetulnya tadi cukup ramai pertandingannya. Ihsan bahkan sudah unggul tapi malah tersusul. Ihsan sudah main safe, tapi dia cenderung pasif, seharusnya lebih menyerang. Akhirnya Chico dapat lagi feeling mainnya dan balik menekan pertahanan Ihsan,” jelas Irwansyah.