Gelar Doa Kebangsaan Jokowi Ajak Semua Pihak Pererat Persaudaraan dan Persatuan

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Presiden Joko Widodo menggelar doa kebangsaan, di Halaman Istana Merdeka Jakarta, Kamis (1/8/2019) malam. Acara tersebut digelar dalam rangka menyambut HUT ke-74 RI pada 17 Agustus mendatang.

Dalam kesempatan ini, Jokowi mengajak semua pihak untuk mempererat persaudaraan dan persatuan. Menurutnya, persaudaraan merupakan kunci untuk membawa suatu negara menjadi maju. “Karena potensi besar kita dimulai dengan adanya rasa persatuan, rasa persaudaraan kita sebagai saudara, sebangsa dan setanah air. Persaudaraan lah yang akan membawa negara kita maju. Menatap masa depan dengan optimisme,” katanya.

Dalam sambutannya itu, Kepala Negara juga mengatakan, sebagai bangsa yang besar masyarakat harus memiliki cita-cita dan mimpi yang besar. Namun, dia menuturkan ada tantangan besar yang perlu dihadapi dalam meraih mimpi itu.

“Oleh karena itu, dengan kesempatan ini kita sama-sama menundukkan hati dan berdoa agar seberat apapun tantangan, Insya Allah semuanya bisa kita atasi sehingga cita-cita kemerdekaan yang dikumandangkan 74 tahun lalu bisa terwujud,” ucapnya.

“Marilah kita jaga kearifan lokal sebagai sebagai sebuah bamgsa. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing,” ujarnya lagi.

Dalam kesempatan ini, Jokowi hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Ada pula Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Mufidah Kalla.

Sejumlah tokoh juga ikut menghadiri acara doa kebangsaan menyambut HUT Kemerdekaan ke-74 RI. Mereka antara lain Rais ‘Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mu’ tabarah An-Nahdliyah Habib Luthfi bin Yahya, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Selain itu, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Ketua Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PB MDHW), KH Musthofa Aqil Siroj, serta mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie.

Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Yogyakarta KH Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq, Ketua Umum Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam (SI ) Indonesia Hamdan Zoelva, Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Quran Ketapang Ustaz Yusuf Mansur, dan ulama serta masyarakat lainnya. (dan)