Anak Sekolah TK Santa Maria Pekanbaru, Kamis (1/8/2019) menggunakan masker karena asap kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau makin tebal

Karhutla Meluas di Riau, Anak Sekolah Wajib Pakai Masker

Loading

PEKANBARU (Independensi.com) – Warga Pekanbaru, Riau, terpapar kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang hingga saat ini menyelimuti sebagian besar wilayah Bumi Lancang Kuning. Murid dan guru pun terpaksa mengenakan masker ke sekolah.

Berdasarkan pemantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, terdapat dua wilayah yang cukup parah terpapar asap hingga jarak pandang makin terbatas. Menurut prakiraan BMKG Pekanbaru sebagaimana disampaikan Vadil, jarak pandang di Pekanbaru hanya sekitar 3 kilometer dan wilayah Pelalawan 2 kilometer

Akibatnya, sejak hari Senin (29/7/2019) lalu, berbagai sekolah di Pekanbaru termasuk sekolah TK meminta anak-anaknya untuk menggunakan masker di sekolah. Himbauan memakai masker itu disampaikan untuk mencegah dampak buruk akibat kabut asap kebakaran lahan dan hutan yang saat ini melanda Riau.

Anak-anak selalu kita ingatkan soal bahaya kabut asap. Dan diharapkan pemerintah segera mengatasi karhutla di Riau yang telah membuat kwalitas udara terus menurun.”Kita tak ingin terjadi kondisi darurat asap akibat karhutla seperti tahun 2015 lalu,” kata Maria salah seorang guru TK di Pekanbaru kepada Independensi.com Kamis, (1/8/2019) pagi.

Tebalnya kabut menyelimuti wilayah Riau, disebabkan kebakaran lahan yang kian meluas. Dari 126 titik panas yang dapat di pantau BMKG, 82 titik merupakan titip api yang tersebar di daerah Pelalawan 39 titik, Bengkalis 2 titik, Kampar 2 titik, Rokan Hilir 9 titik, Rokan Hulu 1 titik, Siak 3 titik, Indragiri Hilir 16 titik, Indragiri Hulu 7 titak.

Khusus di daerah Pelalawan, jarak pandang hanya 800 meter, hal itu disebabkan tebalnya kabut, ujar Sanya Gautama pejabat BMKG Pekanbaru kepada sejumlah wartawan Kamis, (1/8/2019) pagi di Pekanbaru.

Petugas gabungan dibantu masyarakat masih berjibaku melakukan pengendalian kebakaran lahan dan hutan di berbagai kawasan. Pengendalian tidak hanya dari darat, pengendalian juga dilakukan lewat jalur udara dengan menggunakan helikopter milik BNPB untuk water bombing. Namun disebagian daerah pemadaman sulit dilakukan karena lahan yang terbakar merupakan kawasan gambut.

Seperti kebakaran lahan gambut di Pulau Bengkalis, tepatnya sekitar Jalan Poros Sungai, Selat Baru, Desa Pasiran Pulau Bengkalis-Riau. Pada awalnya kebakaran terjadi di lahan perkebunan milik masyarakat. Tapi belum diketahui pasti penyebab kebakaran, namun akhirnya meluas ke lahan gambut yang saat ini sudah mencapai sekitar 2,5 hektar.

Petugas darat sudah diterjunkan untuk melakukan pengendalian dan pemadaman, terdiri dari BPBD 13 orang, Damkar 10 orang, Polri 3 orang, TNI 14 orang dan karyawan PT. RRL 2 orang, ujar Tajul Mudarris dari BNPB Bengkalis. (Maurit Simanungkalit)