Hanif Dhakiri. (Dok/Ist)

Ditunggu Kinerja Terbaik Hanif di Olahraga Indonesia

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Setelah Imam Nahrawi mundur sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) terkait kasus dugaan korupsi dana hibah KONI oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada pertengahan pekan lalu, lantas apa yang akan terjadi dengan tugas serta tanggung jawab sebagai pemegang otoritas tertinggi pembinaan dan prestasi olahraga di Indonesia ? Selain itu, ajang SEA Games Filipina 2019 yang sedianya digelar akhir tahun ini semakin dekat. Persiapan dan kesiapan para atlet nasional Indonesia untuk ajang olahraga dua tahunan negara-negara ASEAN itu harus segera dituntaskan.

Adalah Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri yang ditunjuk pemerintah menjabat pejabat pelaksana tugas (Plt) Menpora selama satu bulan. Tugas berat diperhadapkan pria berkacamata minus iniini,  dua jabatan sekaligus diembannya. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu memiliki tugas penting, yakni memastikan persiapan kontingen Indonesia jelang tampil di SEA Games 2019 berjalan lancar. Kondisi ini membuat banyak pihak kuatir persiapan tidak akan berjalan lancar. Walau tugas yang diemban Hanif hanya sekitar satu bulan, tentu saja bukan hal yang mudah.

Kekuatiran terkait soal pendanaan pelatnas sebagian besar dari cabang yang diproyeksikan bertarung di Filipina belum turun. Padahal, ajang yang sedianya digelar pada 30 November – 11 Desember 2019 perlu persiapan yang matang. Kurang lebih tiga bulan menjelang perhelatan dan kasus ini muncul. Dipastikan sedikit “mengganggu” terutama untuk semangat dan kesiapan mental bertanding. Hanif harus memastikan semua pencairan dana menuju SEA Games 2019 berjalan lancar. Sebab, seluruh cabang dipastikan sudah memasuki persiapan akhir. Dengan begitu para atlet cabang olahraga bisa menjalani uji coba (try out), memiliki peralatan pertandingan yang terbaik, dan atlet mendapatkan uang saku yang menjadi hak mereka.

Imam Nahrawi.

Meski yang terdekat adalah SEA Games, namun pelaksanaan kegiatan multi event maupun single event harus sudah mulai disiapkan demi kesuksesan dan kelancaran penyelenggaraan. Selain itu, tugas Hanif harus mengawal persiapan sebagai tuan rumah Piala Dunia FIBA 2023, Kongres PSSI pada bulan November, Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 Papua serta persiapan Indonesia ikut bidding tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Penunjukan Hanif kabarnya untuk “menenangkan” Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyusul kasus Imam. Belum lagi tekanan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dimana Imam sebagai kader utama dari organisasi ini. Hanif dekat dengan kalangan pemuda, mengingat kiprah di PMII sebagai Sekjen Ikatan Alumni PMII, pastinya banyak mengerti dan paham seluk-beluk kepemudaan.

Pria kelahiran Semarang, 6 Juni 1972 ini juga kader PMII. Sebelum ditunjuk oleh Jokowi sebagai Menaker, Hanif sempat menjadi Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 2006 hingga 2007. Diharapkan, berkat kepiawaian berorganisasi kepemudaan dan latar belakang sebagai penggiat lingkungan serta partai politik, Hanif bisa juga berkiprah positif di kancah olahraga.  Soal rangkap jabatan akan berdampak positif atau negatif, juga diharapkan tak mengganggu performa dan ketangguhan dalam membagi waktu serta kepentingan tugasnya. Namun sekali lagi, hanya tinggal satu bulan saja dia menjabat. Kita tunggu bagaimana kelanjutan penampilan Hanif sebagai pelaksana tugas Menpora yang pastinya akan memberikan nuansa baru dalam olahraga di Indonesia, dengan sisa waktu yang ada.