Kamera di jalan tol. (Dok/Ist)

Bulan Depan, Jalan Tol Ada “Speed Camera

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Bagi anda yang suka menekan pedal gas dalam-dalam di jalan tol, mulai sekarang perlu berhati-hati lagi. Sebab, PT Jasa Marga (Persero) Tbk akan menggunakan perangkat elektronik berupa kamera (speed camera) yang dapat mendeteksi pelanggaran lalu lintas.

Hal ini dilakukan Jasa Marga dalam rangka mendukung penuh penerapan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) di wilayah jalan tol miliknya. ETLE merupakan sistem penegakan hukum di bidang lalu lintas berbasis teknologi informasi yang diinisiasi sekaligus bekerja sama dengan Polda Metro Jaya.

Direktur Operasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Subakti Syukur mengatakan, saat ini Jasa Marga telah memiliki kamera analitik kecepatan (speed camera) sehingga penerapan ETLE di jalan tol relatif jauh lebih mudah.

“ETLE akan diimplementasikan di jalan tol wilayah Jabotabek. Saat ini kami sedang mempersiapkan ETLE di delapan titik yang tersebar di Jalan Tol Dalam Kota Jakarta, Prof. Dr. Ir. Soedijatmo, Jakarta-Tangerang, Jakarta-Cikampek, Jagorawi, dan JORR Non S,” jelas Subakti, Senin (23/9/2019).

Subakti juga menjelaskan, nantinya untuk mempermudah sosialisasi kepada pengguna jalan, Jasa Marga juga akan mempersiapkan rambu-rambu yang mengindikasikan bahwa di wilayah jalan tol tersebut telah dipasang Speed Camera.

“Kami akan sediakan rambu-rambu sehingga pengguna jalan juga dapat menerima informasi dengan baik. Saat ini semuanya masih dalam proses integrasi antara Speed Camera milik Jasa Marga dan sistem ETLE Polda Metro Jaya. Ditargetkan awal bulan depan sudah bisa diluncurkan secara resmi,” tambahnya.

Subakti juga menjelaskan teknisnya adalah Speed Camera akan memotret kendaaraan yang melebihi ketentuan batas kecepatan di ruas jalan tol yang diberlakukan ETLE. Lalu data hasil capture Speed Camera yang ada di Jasa Marga secara otomatis terintegrasi dengan database yang ada di Polda Metro Jaya untuk kemudian diproses sesuai ketentuan yang berlaku. Kendati demikian, belum ditentukan tanggal berapa diberlakukan dan berapa kecepatan yang dianggap melanggar aturan tersebut.

Segera Beroperasi

Sementara itu dalam kesempatan berbeda, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi didampingi oleh Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi dan Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengunjungi proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yang ditargetkan segera beroperasi.

Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated.

Budi Karya menggarisbawahi pengoperasian jalan tol yang merupakan jembatan terpanjang di Indonesia ini, diharapkan dapat mempercepat perjalanan Jakarta – Bandung bisa digunakan pada bulan November ini.

“Untuk itu harus dipersiapkan strategi agar distribusi pengguna jalan tol Jakarta-Cikampek bisa merata lewat di atas dan di bawah. Ditambah lagi, jika pekerjaan konstruksi sudah selesai, maka pekerjaan yang mengganggu perjalanan pun sudah tidak ada. Jadi asumsi kita paling tidak 30 menit sampai 1 jam bisa bertambah lebih cepat,” jelas Budi Karya akhir pekan lalu.

Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Operasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Subakti Syukur juga menjelaskan, target lalu lintas harian rata-rata (LHR) Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated.

“Dengan LHR 70.000 kendaraan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting, maka kami targetkan ada distribusi sekitar 40-50% dari angka tersebut yang akan naik ke jalan tol layang. Ini yang sedang intens kami bahas dengan Pemerintah terkait dengan sistem pengoperasiannya. Kami usulkan sistem tarif terintegrasi agar masyarakat dapat mudah memilih sesuai kebutuhan mau lewat atas atau lewat bawah,” ujar Subakti.

Selain itu, Budi Karya juga mengimbau agar keamanan pengguna jalan diperhatikan lebih serius karena Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated berada di ketinggian 6 meter di atas jalan tol di bawahnya.

“Persiapkan skenario apapun yang mungkin terjadi di atas jalan tol ini sehingga ketika beroperasi kita sudah siap dengan antisipasi tindak lanjutnya. Jalan tol ini sepanjang 36 Km tidak ada rest area, walaupun memang sudah disiapkan beberapa mitigasi risiko oleh operator jalan tol,” jelas Budi.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Direktur PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) Djoko Dwijono selaku operator Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated menjelaskan, nantinya akan ada delapan titik emergency opening yang dilengkapi dengan tangga darurat untuk mengakomodir kebutuhan darurat pengguna jalan.

“Untuk pengoperasian di akhir tahun ini kami siapkan delapan titik emergency opening dan tangga darurat. Setelah itu, kami juga masih akan melengkapinya dengan membangun empat lokasi parkir untuk keadaan darurat dan pintu keluar darurat,” ujar Djoko.