Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat memimpin apel pagi mengingatkan setiap ASN dan Non ASN harus pakai sepatu hitam bertali. (humas)

Wali Kota Bekasi: Sepatu Harus Hitam dan Bertali

Loading

BEKASI (IndependensI.com)- Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi minta  seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Non ASN untuk mengikuti setiap aturan yang dikeluarkan oleh BKPPD Kota Bekasi. Mengenai pakaian dinas harian yang telah diatur, sepatu hitam bertali, juga semua aturan mengenai kelengkapan berpakaian, juga membahas tentang kerapian tata cara berbaris dan juga jika memakai tas agar di kelola dengan baik di barisan paling

Penegasan itu disampaikan pada  apel Senin (7/10/2019). Pada apel dirangkaikan dengan penyerahan pengahargaan Pembinaan Program Kampung Iklim (Proklim) tahun 2019.

Mengenai penghargaan, Rahmat menyebut  adalah  sebuah prestasi yang  diraih untuk Kota Bekasi. Keberhasilan yang diraih diciptakan berdasarkan proses dari awal. Keberhasilan tersebut jadi tidak mengawang ngawang.

Tentunya birokasi berdasarkan proses dari tiap dinas ke dinas juga dibentuk dari penguatan administrasi. Prosesnya, sejak menganggas sebuah ide dan mimpi harus mempunyai kolerasi rencana kerja perangkat daerah yang di aktualisaikan terhadap sebuah proses perencanaan yang kuat, itu yang harus di maknai dan pahami, katanya.

Menanggapi beberapa laporan yang masuk dan ramai di media sosial, salah satu yakni laporan jalan arteri kolektor yang terjadi penyumbatan yang dampaknya menimbulkan genangan air, ia minta para Camat yang berada di wilayahn harus mempunyai solutif yang tepat.

“Walaupun prosesnya lambat tapi hal solutif yang harus digunakan, karena masyarakat tidak mau tau tentang adanya beberapa hal di Pemerintah Kota,  akan tetapi taunya hanyan kering dan tidak ada genangan air kembali, sehingga warga bisa melihat kinerja dari Pemerintah Kota Bekasi,” ucapnya.

Camat di wilayah, segera mungkin lakukan koordinasi ke PPID di Humas dan di K
Kompiladikan dengan Diskominfo. Catatan tersebut lengkap dengan data serta solutif di berbagai media sosial dan juga data penyajian yang lengkap, tegasnya.

Laporan kedua yang ia terima katanya, pagi ini ada pasien yang masuk ke RSUD dr. Chasbulla Abdul Majid yang menyatakan oleh pelapor bahwa keterbatasan alat yang steril. Ini menandakan  bahwa warga tidak mau tau alasan yang ada di Pemerintah Kota Bekasi. Yang mereka inginkan adalah bentuk pelayanan yang cepat dan kepastian yang tidak membuat was was para warga. (jonder sihotang)