Muhammad Althaf Dhaifullah. (Dwi Ari Setyadi/Ist)

Althaf Sukses di Moya Open 2019

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Petenis Papua Barat, Muhammad Althaf Dhaifullah keluar sebagai juara tunggal putra Moya Open 2019, Minggu (13/10/2019). Pada laga final turnamen seri Asian Tennis Tour itu, petenis 19 tahun yang bermain menggunakan fasilitas wild card ini sukses menekuk petenis berbasis kidal, Aditya Hari Sasongko dengan straight set 6-4 6-3.

“Senang sekali bisa memenangi turnamen ini yang menjadi gelar pertama saya di kelompok senior,” ujar Althaf usai partai puncak di arena pertandingan, lapangan tenis The Sultan Hotel Jakarta.

Perjalanan Althaf ke tangga juara terbilang berat lantaran harus bertemu dengan dua anggota Pelatnas SEA Games 2019 yakni Ari Fahresi di babak awal dan Anthony Susanto di semi final.

“Saya ingin kembali masuk tim nasional di masa mendatang. Itu yang memacu semangat saya bertarung di turnamen Moya Open ini,” ujar remaja yang bersiap kuliah di Universitas Idaho (Amerika Serikat), awal tahun depan.

Pada kelompok putri, Fadona Titalyana Kusumawati memboyong gelar juara tunggal putri. Wakil Kalimantan Selatan yang menempati posisi unggulan pertama itu berhasil mengalahkan Fitriana Sabrina. Fadona, mahasiswi Managemen Universitas Surakarta itu unggul straight set atas petenis ibu kota itu, 6-3, 7-5.

Sementara itu Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti), Rildo Ananda Anwar mengaku senang dengan bergulirnya Moya Open 2019 yang masuk dalam kalender turnamen seri Asian Tennis Tour. Menurut Auditor Utama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ini, kejuaraan seperti ini akan menambah jam terbang petenis nasional dan bisa menjadi jembatan untuk berkompetisi ke jenjang yang lebih tinggi.

“PP Pelti akan terus berupaya memperbanyak turnamen seperti ini,” imbuh Rildo. “Insya Allah, bulan depan bisa terselenggara kembali karena kami sudah mendapatkan sponsor namun masih mencari waktu yang pas agar skuad tim Pelatnas SEA Games 2019 bisa uji coba sebelum bertanding di Filipina,” imbuhnya.

Petenis Senior

Seperti dikutip dari Antara, Pelti bakal mempertimbangkan partisipasi para petenis senior sebelum mengadakan turnamen-turnamen. “Jangan sampai kita adakan pertandingan, kualitasnya jadi menurun karena mereka (para petenis senior) tidak hadir,” kata Rildo.

Selain sebagai ajang pemanasan untuk para atlet yang akan tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua, penyelenggaraan Moya Open juga dinyatakan Rildo sebagai jawaban atas keluhan minimnya jumlah pertandingan tenis dari kalangan atlet. “Kalau kita lihat sampai akhir tahun ada dua-tiga (turnamen) lagi,” tambahnya.

Rildo pun berharap, pada turnamen-turnamen sistem Open di kemudian hari, para petenis luar negeri, terutama asal Asia Tenggara dapat berpartisipasi. Sebaliknya, ia pun mendorong agar para petenis muda menambah jam terbangnya dengan bertanding di negara-negara tetangga.

Terkait penyelenggaraan Moya Open, Rildo menyatakan dirinya puas dengan jalannya turnamen. Terutama karena para petenis muda mampu memberikan perlawanan berat terhadap lawan-lawannya yang lebih senior.

Dalam pandangan Rildo, kualitas pukulan para petenis muda yang tampil di ajang itu sudah cukup bagus. Mereka hanya kurang menguasai penempatan bola dibanding para petenis yang lebih berpengalaman.