Presiden Jokowi Ingin SDM Indonesia Terbebas Dari Stunting

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin sumber daya manusia (SDM) Indonesia ke depan terbebas dari masalah stunting. Dia menyitir data Bank Dunia terkait 54% tenaga kerja Indonesia sekarang yang sempat mengalami stunting.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara Peresmian Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024 di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2019). Jokowi awalnya bicara mengenai fokus kerja lima tahun ke depan dalam urusan pembangunan kualitas SDM Indonesia.

“Pembangunan kualitas sumber daya manusia. Kita ingin fokus. Pekerjaan kita 5 tahun ke depan. Agar kita bisa berkompetisi dengan negara-negara lain. Apa yang kita kerjakan di sini, pemerintah pusat pemerintah provinsi, kabupaten, kota harus sama gagasan besarnya sama, sama perencanaannya, sama ide besarnya,” ujar Jokowi.

Jokowi meminta semua pihak memperhatikan angka kematian ibu dan anak.

“Urusan yang berkaitan kematian ibu dan anak, ibu dan bayi, tolong jadi perhatian besar kita. Angka kita masih gede sekali urusan ini. Angka kematian ibu coba dilihat masih tinggi sekali hati-hati ini ada yang perlu kita perbaiki di sini,” tuturnya.

Jokowi juga menyoroti persoalan stunting. Pemerintah daerah diminta turut serta mengatasi persoalan tersebut.

“Kedua, berkaitan stunting, pengkerdilan artinya kurang gizi. Hati-hati dengan ini. Pemerintah daerah harus ikut campur ke saja terutama yang sudah pada posisi petanya merah itu hati-hati. Semua daerah sama provinsi ada semuanya,” sebut Jokowi.

Jokowi berharap lima tahun ke depan angka stunting turun ke 14 persen. Target itu lebih tinggi dibandingkan target yang ada dalam perencanaan pemerintah.

“Meskipun di dalam perencanaan 19. Nggak, saya nggak mau. Saya minta 14. Perencanaan 19. Tapi saya minta, presiden minta 14,” ujar dia.

Salah satu caranya menurut Jokowi adalah dengan memberikan protein kepada anak-anak. Jokowi lantas mengenang dirinya dulu makan telor dibagi empat dengan keluarganya.

“Gimana caranya. Dulu kita ingat waktu kita kecil ke sekolah ada kacang ijo, ke sekolah tiap Sabtu minum susu, itu murah. Tapi harus kita lakukan. Ke sekolah suruh makan telor. Saya ingat dulu. Dulu makan telornya seperempat. Kalau sekarang telur satu murah sekali. Bagi, bagi, bagi,” ujar dia.

Barulah Jokowi bicara mengenai data Bank Dunia tentang stunting. Dia berharap persoalan stunting bisa selesai diatasi.

“Hati-hati ini informasi dari bank dunia 54 persen tenaga kerja sekarang itu, 54 persen terkena stunting dulunya. Ini kita nggak mau kejadian seperti itu. Ke depan SDM kita harus bebas dari stunting,” tegas Jokowi