Bogor Dilanda Banjir dan Longsor, 7 Orang Meninggal dan 4 Orang Berhasil Dievakuasi

Loading

SUKAJAYA (Independensi.com) – Sebanyak tujuh orang meninggal dan satu hilang akibat banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/1/2020). Selain itu, bencana alam ini juga menyebabkan tiga orang terluka.

Bupati Bogor Ade Yasin menyebutkan, berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, korban tewas, hilang dan luka tersebar di empat wilayah, yaitu di Kecamatan Kecamatan Nanggung, Sukajaya, Bojonggede, dan Gunung Putri.

“Di Kecamatan Nanggung 2 meninggal, Sukajaya 3 meninggal, di Jasinga dan Bojonggede masing-masing 1 meninggal. 1 orang hilang hanyut terbawa arus di Jasinga,” kata Ade saat meninjau lokasi banjir bandang di Jasinga Rabu siang.

Banjir dan longsor melanda 14 kecamatan di Kabupaten Bogor. Di antaranya Kecamatan Jasinga, Cigudeg, Sukajaya, Nanggung, Parung Panjang, Babakan Madang, Cibinong, Citeureup, Cileungsi, dan Gunung Putri.

Bencana alam terjadi akibat curah hujan sangat tinggi dan lama sejak Rabu (1/1/2020) dini hari hingga jelang siang.

Banjir terparah terjadi di Kecamatan Jasinga, 11 desa di wilayah itu terendam banjir akibat meluapnya Sungai Cidurian. Banjir bandang menyeret dua unit minibus dan seorang remaja bernama Hilman warga Kampung Parung Sapi, Desa Kalong Sawah, Kecamatan Jasinga.

“Sungai Cidurian masih deras, tadi kami sudah minta petugas di lapangan untuk melarang warga mendekati bibir sungai. Sebab kami melihat cuaca di sini masih berpotensi hujan deras,” terang Ade.

Banjir juga merendam Perumahan Vila Nusa Indah 1 dan 2 Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri. Luapan Sungai Cileungsi juga merendam rumah warga Mekarsari Residence, Kecamatan Cileungsi.

“Kami sempat komunikasi dengan Wali Kota Bekasi meminta bantuan perahu karet, tapi ternyata di Bekasi juga sama kekurangan,” kata Ade.

Sementara itu, tim gabungan hingga sore tadi masih melakukan evakuasi korban banjir, pencarian dan penyelamatan korban. Kondisi medan berat karena desa-desa terdampak bencana berada di pegunungan, pinggir hutan dan akses sulit dijangkau karena rusak.

“Masih banyak jalan tertutup longsor atau ambles, ada juga jembatan putus. Kita mau minta bantuan ke Basarnas juga mereka lagi sibuk penanganan banjir di Jakarta dan sekitarnya. Akhirnya kita lakukan penanganan dengan jumlah personel dan alat seadanya,” kata Kepala BPBD Kabupaten Bogor Yani Hasan. (Far)