petani di Sulawesi Utara panen benih jagung hibrida hasil rakitan anak bangsa varietas JH 37 seluas 20 ha di Kecamatan Pusomaen, Minahasa Tenggara dan di Kecamatan Likupang Timur, Minahasa Utara

Semangat Penangkar Benih Jagung Sulut Siap Dukung Gratieks Kementan

Loading

SULAWESI UTARA (Independensi.com) – Meski ancaman penyebaran pandemik virus Covid-19 belum mereda, pada saat ini petani di Sulawesi Utara masih terus melaksanakan panen benih jagung hibrida hasil rakitan anak bangsa varietas JH 37 seluas 20 ha di Kecamatan Pusomaen, Minahasa Tenggara dan di Kecamatan Likupang Timur, Minahasa Utara. Panen raya dalam skala luas ini diperkirakan dilakukan hingga Mei mendatang dengan total luas panen keseluruhan seluas 253,4 hektar.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara, Novly G. Wowiling, merasa bangga menjadi Provinsi terpilih atas program Ditjen Tanaman Pangan Kementan. Sesuai yang selalu diinginkan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi yang mana selalu mendorong untuk geliat tumbuh kembangnya penangkar kecil untuk menjadi produsen benih jagung yang lebih maju, tangguh dan modern.

“Hasil yang dicapai petani sungguh memuaskan terlebih mendukung produk rakitan anak negeri, yang nantinya bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Dari hasil evaluasi kami, hasil panen benih jagung hibrida di Provinsi Sulawesi Utara yang sampai saat ini masih terus berlangsung total rata-rata 6, 24 ton perhektar tongkol kering sawah. Hasil tertinggi di Kabupaten Minahasa bisa mencapai 7,1 ton perhektar,” demikian dikatakan Novly di Manado, kemarin Minggu (19/4).

Novly menegaskan tak perlu khawatir tidak ada benih jagung hibrida tahun ini. Pasalnya, hasil panen benih jagung hibrida melimpah.

“Meski diserang ulat grayak tak berpengaruh signifikan, dari luas panen 253,4 ha, diperkirakan calon benih berkisar 525 ton,” tuturnya.

Direktur Perbenihan Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Takdir Mulyadi dalam kesempatan kunjungan ke lokasi benih jagung hibrida di kelompok tani Anugerah, Desa Suwaan, Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara menyampaikan bahwa panen calon benih jagung hibrida tersebut nantinya disamping untuk memenuhi kebutuhan benih sendiri juga diorientasikan untuk komoditas ekspor guna mendukung program peningkatan tiga kali ekspor (GRATIEKS) yang telah dicanangkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Takdir meminta agar semua pihak secara bersama-sama untuk terus memacu dan mendorong rencana ekspor benih jagung hibrida antara lain ke Piliphina. Rencana penanandatanganan kerjasama company to company dengan Philmico Food Corporatio di bulan April ini terpaksa harus berhenti dikarenakan adanya penyebaran pandemic virus covid 19.

“Inti dari kerja sama ini sebagai contoh benih 1 kg dan pakan ternak 1 kg sudah dikirim ke Philmico Food Corporation disepakati minimal 20 ton untuk benih dan 500 ton untuk pakan ternak per bulan. Contoh benih sudah dilengkapi ijin dari Karantina Manado, benih sudah dikirim dan diuji oleh CIGS (BPSB Philipina, red) alhamdulillah dinyatakan lulus uji,” jelasnya.

“Permintaan dari CIGS agar ada satu tenaga pendamping untuk melatih tata cara budidaya yang baik,” tambah Takdir.

Sebelumnya, hal ini senada dengan yang selalu disampaikan Staf Khusus Menteri Pertanian, Imam Mujahidin Fahmid bahwa sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kementan terus mendorong pengusaha dan eksportir agar melipatgandakan lalu lintas ekspor pertanian menjadi tiga kali lipat atau Geratieks.

“Hal ini guna memperbaiki neraca dagang yang selama ini tengah defisit,” terangnya.

Meldy Rotulung, salah satu petani yang ikut berkecimpung sekaligis Ketua Kelompok Tani Makapihok telah membuktikan berhasil menjadi produsen benih jagung hibrida rakitan anak bangsa. Pengalaman pria berusia 49 tahun ini pernah menjadi produsen padi dan kedelai, kali ini banting setir menjadi produsen benih jagung hibrida, karena dirasa lebih menguntungkan.

“Tak tanggung-tanggung, dengan bantuan program korporasi perbenihan jagung hibrida dari Kementan, bisa menghasilkan profit bersih hingga Rp 20 sampai 24 juta per ha dibanding tanam jagung konsumsi. Ada peningkatan 100 persen,” kata Meldy.

Demikian juga diungkapkan Roy Salmon Pitoy l, Ketua Kelompok Tani Anugerah di Likupang Timur. Meski di lahan marginal eks lingkar tambang, masih bisa menghasilkan benih jagung hibrida mengangkat kesejahteraan petani, menciptakan lapangan kerja selain tambang.

“Kami optimis, disamping dapat memenuhi kebutuhan benih wilayah Sulawesi Utara bahkan untuk Ekspor,” ujarnya.(wst)