RENGAT (Independensi.com) – Sore itu, Minggu (26/4/2020) Ibu Nurmida Boru Siregar (52), seorang janda miskin ditemui di kediamannya di Dusun Pino-pino, Desa Punti Kayu, Kecamatan Batang Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu – Riau, tersenyum ramah ketika wartawan Independensi.com berkunjung.
“Silahkan masuk ke rumah Ito (panggilan adik pada laki-laki bagi suku Batak-red),” sambutnya.
Nurmaida berkeluh-kesah, hingga sampai saat ini rumahnya belum masuk meteran (sambungan-red) listrik.
Nurmaida mengaku kepada Independensi.com tak punya uang untuk bayar meteran listrik yang konon harganya Rp.3.500.000 untuk pemasangan 1300 watt.
“Saya tidak punya uang Rp.3.500.000 untuk masuk meteran 1300 watt” ujarnya.
Adapun Ibu Nurmaida selama ini berprofesi sebagai pedagang kue di pesta-pesta orang Batak. Sejak merebaknya wabah virus corona, maka omset tidak ada lagi. Beberapa waktu terakhir semua pesta adat Batak terhenti. Tidak ada lagi yang bisa menggelar pesta adat.
“Dulu masih bisa jualan kue ke pesta-pesta, karena ada virus corona tidak bisa dagang lagi. Omset pun tidak ada sama sekali,” katanya.
Nurmaida mengaku ada mempunyai kebun sedikit, namun hasilnya untuk membiayai anaknya yang sedang kuliah di salah satu universitas Medan.
Saya memang memiliki kebun sedikit, namun hasilnya tidak cukup untuk membiayai anak saya yang kuliah di Medan tidak cukup” ujarnya dengan mata berlinang. (Mangasa Situmorang)