BEKASI (IndependensI.com)- Pelayanan akan air bersih oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi Bekasi, tidak boleh berhenti. Pelayanan tetap dilakukan selama 24 jam untuk melayani 250.000 lebih sambungan langganan (SL) pelanggan di Kabupaten dan Kota Bekasi.
Bahkan, pelayanan akan lebih meningkat ketika masyarakat berada di rumah saat pandemi covid-19 terjadi hingga saat ini. Sebab sesuai imbauan pemerintah, untuk memutus mata rantai virus corona, agar masyarakat “bekerja, belajar dan beribadah di rumah”. Dengan demikian, tentu pemakaian air akan lebih banyak, ditambah lagi harus sesering mungkin mencuci tangan.
Untuk itulah, jajaran produksi dibawah kendali Ditektur Teknik (Dirtek) PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi, Johny Dewanto, menjamin bahwa produksi air bersih harus tetap terjaga, dan air mengalir (terdistribusi) kepada pelanggan. Maka, semua jajaran di bagian produksi, harus bekerja ekstra dibawah pembatasan sosial (social distancing) ditambah adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Bagaimana agar produksi dan distribusi terpastikan berjalan normal, bertempat di lantai atap (roof top) Kantor Pusat PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi berlantai empat di Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi, Senin (27/4/2020) diselenggarakan rapat terbatas (ratas) oleh para kepala seksi (kasi) produksi dari setiap Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang ada.
Rapat dipimpin Dirtek Johny Dewanto dan Kepala Bagian Produksi Dina Rosdianawati. Mereka rapat sekalian berjemur di bawah terik matahari. Karena jumlah peserta terbatas, sementara para Kasi produksi jumlahnya banyak, maka, rapat dilakukan secara bergiliran sesuai kebutuhan.
“Kita rapat membahas mengenai pembagian shift untuk operator selama covid19. Tujuannya untuk menjaga IPA tetap bersih, penggunaan APD, pengiriman bahan kimia tetap dilakukan dengan social distancing,” ungkap Dirtek Johny Dewanto.
Dengan demikian katanya, pelayanan air bersih kepada masyarakat pelanggan tetap harus berjalan dengan baik. Tidak boleh terhenti untuk supply air bersih. Sebab air merupakan kebutuhan pokok.
“Kita rapatnya dibagi karena tidak boleh banyak-banyak. Maka rapat bergiliran sambil berjemur,” tambah Dina R. (jonder sihotang)