Warga berbelanja kebutuhan lebaran di Pasar Klender, Jakarta Timur, Jumat (22/5/2020). (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Jakarta Dinilai Tidak Dapat Relaksasi PSBB, Kecuali Ini…

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Politikus PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus menekankan Jakarta belum dapat melakukan relaksasi.

Itu dikatakannya menanggapi wacana pelonggaran atau relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta.

“Jakarta tidak dapat relaksasi, tetap melaksanakan PSBB: “Pembatasan Sosial Basa Basi!” tegas Deddy.

Deddy melanjutkan, Pembatasan Sosial itu hanya akan efektif jika pemerintah daerah (Pemda) bekerja mengawasinya.

Dengan pengawasan yang efektif dari Pemda, termasuk Pemda DKI,  PSBB akan efektif. Namun, bila tidak, yang terjadi adalah sebaliknya.

“Demikian pula relaksasi, kalau tidak diawasi gak ada gunanya!,” tegas Deddy.

Perusahaan analisis data Bonza pun menyatakan Kota Jakarta  belum bisa melakukan relaksasi PSBB atau menuju new normal, karena angka reproduksi efektifnya (Rt) hingga awal Juni 2020 masih tinggi, atau berada di atas 1.

Menurut data Gugus Tugas Covid-19 yang dihimpun Bonza, Jakarta  punya Tingkat Reproduksi Corona di angka 1,14 hingga Senin (1/6).

Catatan tersebut membuat angka reproduksi virus corona atau laju penularan penyakit COVID-19, belum stabil dalam dua minggu terakhir.

Padahal, Pemerintah sendiri melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), mensyaratkan suatu daerah bisa melakukan penyesuaian PSBB jika memiliki angka Rt di bawah 1 selama 14 hari berturut-turut.