WHO : Percuma Negara Kaya Bikin Vaksin Covid 19, Jika Negara Miskin Tetap Terpapar Virus

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Badan Kesehatan Dunia ( WHO) memberikan peringatan pada Negara kaya yang membuat vaksi Covid 19. Menurut WHO percuma saja Negara kaya membuat vaksin, jika Negara – Negara miskin tetap terpapar virus corona.

Dalam pernyataannya WHO menyebut istilah “nasionalisme vaksin”, dan hasilnya akan percuma jika vaksin hanya dimonopoli negara-negara kaya.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berkata, akan menjadi kepentingan negara-negara kaya untuk memastikan setiap vaksin virus corona dibagikan ke seluruh dunia. “Nasionalisme vaksin itu tidak baik, itu tidak akan membantu kami,” ujarnya dalam Forum Keamanan Aspen di Amerika Serikat (AS), melalui panggilan video dari markas besar WHO di Jenewa, Swiss.

“Agar dunia pulih lebih cepat, kita harus pulih bersama, karena ini adalah dunia yang terglobalisasi: ekonomi saling terkait. Sebagian dunia atau beberapa negara tidak dapat menjadi tempat berlindung yang aman dan pulih.” “Kerusakan akibat Covid-19 bisa berkurang jika negara-negara yang… memiliki dana berkomitmen untuk ini,” ucapnya dikutip dari AFP Sabtu (8/8/2020).

Dia melanjutkan, keberadaan penyakit pernapasan akan membahayakan nyawa dan pekerjaan di mana pun. “Mereka tidak bersedekah ke orang lain: mereka melakukannya untuk diri mereka sendiri karena ketika seluruh dunia pulih dan terbuka, mereka juga mendapat manfaat,” imbuhnya.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa – Bangsa atau PBB mengatakan, berbagai jenis vaksin mungkin diperlukan untuk memerangi Covid-19. Total ada 26 calon vaksin yang sedang dalam berbagai tahap uji coba ke manusia, yang 6 di antaranya sudah mencapai Fase III uji klinis. “Fase III bukan berarti hampir selesai,” ujar Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan.

“Fase III berarti pertama kalinya vaksin ini disuntikkan ke populasi umum, ke individu yang sehat, untuk melihat apakah vaksin ini akan melindungi mereka dari infeksi secara alami. Namun, tidak akan jaminan salah satu dari keenam (calon vaksin) ini akan memberi kami jawabannya – dan kami mungkin akan membutuhkan lebih dari satu vaksin dalam pekerjaan ini,” lanjutnya dikutip dari AFP.