Ekonomi Indonesia Diprediksi Bakal Pulih Tahun 2022

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) –  Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri memprediksi ekonomi Indonesia baru bisa sembuh atau pulih setelah dihantam Pandemi Covid 19 pada tahun 2022. Pada tahun itu kondisi ekonomi  akan sama sebelum pandemi virus Corona (COVID-19) terjadi.

“Saya kalau bikin hitungan sederhana dari vaksin dan macam-macam, ekonomi Indonesia baru normal itu di 2022. Di situlah kita baru bisa bicara ekspansi, investasi swasta dan macam-macam. Kita bisa yakinkan orang untuk masuk ke Indonesia,” kata dia dalam webinar bertajuk ‘Peluang Mendorong Investasi Saat Pandemi’, Senin (9/11/2020).

Ekonomi senior ini juga menyebut ekonomi Indonesia memang terus mengalami perbaikan dari kuartal per kuartal. Namun belum akan pulih selama pandeminya masih jadi masalah utama.

“Saya melihat bahwa akan ada periode yang saya sebut sebagai survival, itu adalah sekarang mencapai titik terendah di kuartal II terus di kuartal III, kuartal IV terus dia naik tapi belum normal selama pandeminya masih jadi problem. Saya melihat periode itu sebagai periode survival, asal selamat saja,” kata Menkeu era Presiden SBY ini.

Sambil menunggu pandemi bisa diatasi, ekonomi Indonesia diharapkan minimal tidak semakin terpuruk. Setelah pandemi bisa diatasi dengan adanya vaksin, barulah pemulihan ekonomi itu dimulai.

“Saya nggak bicara mengenai growth yang harus tinggi, yang penting itu ekonominya jangan terpuruk lah. Setelah nanti pandeminya bisa diatasi, aktivitasnya mulai mengarah normal baru saya bicara mengenai tahap yang saya sebut recovery. Jadi sekarang itu survival, baru bicara mengenai recovery. Recovery baru bisa dilakukan kalau pandeminya bisa di-adjust. Kalau pandeminya tidak bisa di adjust, Anda akan berhadapan dengan yang saya sebut skala ekonomi,” imbuhnya.

Selama pandemi masih jadi masalah kesehatan dan ekonomi, peluang masuknya investasi juga disebut tidak akan banyak ke Indonesia. Sebab, investor dinilai akan lebih menunggu sampai pandemi selesai.

“Kalau kapasitas beroperasi 50% ngapain saya nambah investasi. Misalnya restoran, orangnya hanya boleh 50%, ngapain saya nambah ekspansi baru, orang di tempat yang ada saja nggak penuh karena peraturan. Jadi itu hanya akan bisa terjadi kalau pandeminya sudah teratasi,” tandasnya.