Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu

Israel: Indonesia Negara Maju ke-5 Dunia 2030

Loading

YERUSALEM (Independensi.com) – Israel memprediksi Republik Indonesia dengan jumlah penduduk 267 juta jiwa tahun 2020, akan menjadi negara dengan perekonomian urutan ke-5 terbesar dunia dalam tahun 2030 mendatang.

Hal itu dikemukakan Israelasicenter.org, dengan judul: Israel – Indonesia Futures Programe. Karena itu, Israel memiliki kepentingan untuk segera membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Rencana Israel membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia dan Oman, diberitakan The Yerusalem Post, Minggu, 13 Desember 2020, mengutip sebuah sumber diplomatik yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Abraham Accord (Perjanjian Abraham) adalah perjanjian yang diupayakan oleh Israel dan dibantu oleh Amerika Serikat perihal normalisasi hubungan diplomatik Israel dengan negara – negara Arab dan Muslim.

Sejauh ini, tiga negara telah bergabung dengan perjanjian ini, yaitu: Uni Emirat Arab, Bahrain dan Sudan. Baru – baru ini Maroko juga menyetujui untuk menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel dan telah diumumkan pada hari Jumat, 11 Desember 2020.

Benjamin Netanyahu selaku Perdana Menteri Israel pada Sabtu, 12 Desember 2020 malam, mengatakan, bahwa Israel tetap berhubungan dengan negara – negara yang ingin bergabung (dalam Abraham Accord) dan menjalin hubungan (diplomatik) dengan kami”.

Dalam Israelasiacenter.org, disebutkan, Indonesia dan Israel, tetap menjalin kerjasama dalam beberapa dekade terakhir, kendati Indonesia belum bersedia membuka hubungan diplomatik.

Israelasiacenter.org, mengatakan, sampai sekarang Indonesia – Israel menjalin kerjasama di bidang kesehatan, terutama di dalam menangani Corona Virus Disease-19 (Covid-19) di Indonesia. Selain itu, kerjasama Indonesia – Israel pada bidang ketahanan pangan, pendidikan, dan teknologi inovasi.

Dalam jalinan kerjasama, menurut Israelasiacenter.org, peserta dari Indonesia, menyadari kemunculan Israel sebagai pusat teknologi global, pemikiran inovatif dan pendekatan unik untuk mengatasi tantangan yang telah membuat negara kecil ini berkembang dan menjadi pembangkit tenaga teknologi, yang berdampak pada setiap sektor industri.

“Bagi peserta Israel, ini adalah kesempatan unik untuk menemukan ekonomi terbesar di Asia Tenggara – pasar dengan 270 juta orang, untuk mengeksplorasi tantangan dan kesuksesan raksasa Asia Tenggara ini, mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang budaya dan kompleksitas negara, dan pemahaman yang lebih baik dari tren yang akan membawanya menjadi ekonomi terbesar ke-5 di dunia pada tahun 2030,” demikian Israelasiacenter.org.

Dalam jalinan kerjasama, kedua bepihak pihak menemukan potensi dan sinergi luar biasa yang belum tergali yang ada di antara kedua negara ini, dan bekerja sama untuk mengembangkan solusi berkelanjutan untuk tantangan kritis – sambil menjalin kemitraan tingkat sebaya dan tingkat tinggi dalam prosesnya.

Diungkapkan Israelasiacenter.org, memahami sensitifitas hubungan antara Israel dan Indonesia. Oleh karena itu, kedua belah pihak tidak mencatat nama peserta program, pembicara, mitra, atau pendukung yang akan dipublikasikan tanpa izin tertulis dari kedua belah pihak.

Jalinan kerjasama Indonesia – Israel, bukan hal baru. Laman Middleeastmonitor.com, Rabu, 10 Juli 2019, berjudul: “Indonesian delegation visits Israel for trade and cooperation”, mengatakan, Delegasi Kamar Dagang Indonesia melakukan perjalanan ke Israel pada awal Juli 2020, untuk mengunjungi Israel Diamond Exchange.

Ketujuh perwakilan Indonesia diberikan tur dan disambut oleh pejabat senior Pertukaran Berlian Israel di Ramat Gan, timur Tel Aviv. Pertemuan tersebut diselenggarakan oleh Lembaga Ekspor Israel dan dipimpin oleh Wakil Presiden Organisasi Perdagangan Indonesia Mufti Hassan, yang bertemu dengan Presiden Israel Diamond Exchange Yoram Dvash.

Dalam kunjungan tersebut, Dvash menguraikan potensi hubungan yang dapat dimiliki Muslim dengan Israel, menegaskan bahwa “Kunjungan ini adalah bagian dari tren yang sangat penting dalam memperkuat hubungan perusahaan Muslim dan pengusaha dengan Negara Israel dan dengan Israel.”

Kedua pihak secara resmi bertemu untuk membahas pembentukan hubungan perdagangan dan kerja sama antara kedua negara, menyebabkan perubahan signifikan dalam sikap kedua negara terhadap satu sama lain setelah beberapa dekade isolasi diplomatik.

Tahun 2018, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan niatnya untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia, tetapi republik Asia Tenggara itu menjawab bahwa mereka tidak akan mempertimbangkan normalisasi dengan Israel sampai rakyat Palestina mencapai kemerdekaan penuh.

Indonesia, negara yang sangat Muslim, adalah anggota yang tidak tetap Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menyampaikan salah satu tujuan utama di dewan tersebut dalam masalah masalah Palestina.

Sejak berdirinya negara Israel pada tahun 1947, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan negara tersebut dan sering mengambil langkah untuk menentang pendudukan, termasuk mengutuk ‘hukum negara-bangsa’ dan pengakuan Amerika Serikat (AS) atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel tahun lalu, dan membebaskan pajak atas impor Palestina. (Aju)