Datuk Jeffrey G Kitingan

Jeffrey G Kitingan Minta Masyarakat Dayak Tenang

Loading

KOTA KINABALU (Independensi.com) – Presiden Dayak International Organization (DIO) Datuk Dr Jeffrey G Kitingan, meminta masyarakat Suku Dayak di Indonesia dan Malaysia, bersikap tentang sehubungan tewasnya  Albert Mikuel Aggang, warga Suku Dayak Murut akibat dikeroyok kelompok preman di Karangan Beaufort, 93.8 kilometer dari Kota Kinabalu, Ibu Kota Negara Bagian Sabah, Federsi Malaysia, pukul 11.40 malam, Jumat, 18 Desember 2020.

Pelakunya, Hobalan N Vello (37 tahun), atau ‘Jimmy Black’ dan Kesavan Perambalam (34 tahun), imigran warga negara India. Korban Albert Mikuel Aggang, mengalami luka serius di bagian kepala, dan meninggal dunia Senin malam, 21 Desember 2020, terkena sabetan kedua pelaku. Insiden terjadi di My Heaven Restaurant, Beaufort. Polisi kini terus mengejar kedua pelaku yang sekarang masih buron.

“Saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Albert Requel Agang mengatakan masyarakat harus menghindari mengambil hukum ke tangan mereka sendiri dan sebaliknya, membiarkan polisi melakukan penyelidikan atas masalah tersebut,” kata Jenffrey G Kitingan dalam siaran pers di Kota Kinabalu, Selasa malam, 22 Desember 2020.

Jeffrey G Kitingan, telah menghubungi kepala polisi Negara Bagian yang memberi tahu saya bahwa seluruh insiden terekam di Closed-circuit television (CCTV) toko.  Polisi sedang melakukan yang terbaik untuk melacak kedua tersangka dan tidak akan meninggalkan kebutuhan bisnis yang terlewat, ”katanya dalam sebuah pernyataan hari ini.

Jeffrey G Kitingan, Deputi Ketua Menteri Besar Sabah, Federasi Malaysia, menambahkan mereka yang diduga melindungi pelaku akan diselidiki juga menyusul tuduhan bahwa beberapa orang yang memegang kekuasaan telah melindungi para tersangka, sehingga mereka bisa melewati kota.

 Para tersangka adalah Hobalan N Vello, 37, juga dikenal sebagai ‘Jimmy Black’ dan Kesavan Perambalam, 34.

Hobalan memiliki tujuh catatan kriminal sebelumnya antara 2003 dan 2004 dan terlibat dalam kelompok masyarakat rahasia Geng 24 di Klang, Selangor.  Dia juga menghabiskan satu tahun di penjara pada tahun 2007 di bawah Undang-undang Darurat (Ketertiban Umum dan Pencegahan Kejahatan) (2007).

Tersangka lainnya, Kesavan, memiliki delapan catatan kriminal sebelumnya untuk berbagai pelanggaran ringan.

 Dalam kejadian Jumat malam, 18 Desember 2020, Albert mengalami luka berat setelah diserang dengan parang di kepalanya sementara seorang pria lainnya juga mengalami luka setelah diduga dipukul di bagian kepala dengan ikat pinggang.

Sementara itu, Jeffrey mengatakan pemerintah Sabah akan melihat ke dalam sistem saat ini yang memungkinkan para penjahat kelas kakap diasingkan ke Sabah.

 “Sabah memiliki undang-undang keimigrasiannya sendiri dan Ketua Menteri memiliki kuasa untuk menolak mengizinkan orang-orang ini datang ke sini.

 “Masalah dengan sistem ini adalah, para penjahat ini diizinkan untuk tinggal di distrik yang damai dan kemudian akan mengubah distrik ini menjadi ‘markas’ baru mereka untuk melanjutkan kegiatan kriminal mereka karena mereka masih memiliki koneksi dengan geng lama mereka,” kata Jeffrey G Kitingan.

Jeffrey G Kitingan, mengatakan pemerintah negara bagian tidak akan ragu untuk mengusir pembuat onar yang datang ke Sabah.

 Di saat yang sama, Jeffrey mengimbau masyarakat untuk mengontrol diri saat mengonsumsi alkohol terutama pada musim liburan ini.(Aju)