Indonesia Jadi Warga Kehormatan Suku Maori di Selandia Baru

Loading

WELLINGTON (Independensi.com)  – Diplomasi budaya selalu dilakukan oleh Perwakilan Indonesia di luar negeri untuk meningkatkan people-to-people connection. Kedutaan Besar Repulik Indonesia (KBRI) Wellington dan diasporan Indonesia di Selandia Baru kunjungi Waitangi Treaty Ground di Waitangi memenuhi undangan khusus Ngati Ngapuhi (Kepala Suku Maori), Sam Napia, 22 – 23 Januari 2021.

Laman kemlu.go.id, Rabu, 27 Januari 2021, menjelaskan, Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya menyampaikan bahwa sejarah hubungan bangsa Indonesia dan Maori telah terjalin lama sejak kehadiran bangsa Eropa dipimpin oleh James Cook tahun 1769.

Dalam sambutan balasan, Chairman of Waitangi National Trust Board, Pita Tipene menyampaikan bahwa menurut adat Maori, sejak penerimaan di rumah adatnya (Marae) melalui tradisi Powhiri, Indonesia sudah menyatu dan menjadi keluarga besar suku Maori.

Menurut kemlu.go.id, sebagai tanda persahabatan Dubes RI Wellington dan Hon. Dr. Shane Reti secara duet menyanyikan lagu Mimpi Sedih karangan A. Riyanto, yang populer di Selandia Baru setelah diadaptasi oleh penyanyi Prince Tui Teka dengan judul E Ipo.

Acara yg dimulai dengan Powhiri (upacara pembukaan penerimaan dalam adat Maori) dilanjutkan dengan ramah tamah dalam suasana hangat jamuan makan malam.

Kehadiran KBRI Wellington pada Powhiri di Waitangi Treaty Ground merupakan wujud semakin eratnya hubungan Indonesia dengan suku Maori yang terus dibangun.

Tidak setiap Kepala Perwakilan memiliki kesempatan dan kedekatan dengan para Kepala Suku Maori sehingga diundang pada acara adat khusus. Hal ini mencerminkan diplomasi sosial dan budaya KBRI Wellington dapat diterima oleh segenap pemangku kepentingan.

Sebelumnya, pada tahun 2019, Dubes Tantowi Yahya juga secara simbolik telah mengunjungi Marae dari Ngati Kahungunu, suku Maori yang mendiami kawasan Hawke’s Bay. Baik Ngati Ngapuhi maupun Ngati Kahungunu merupakan suku-suku Maori terbesar di Selandia Baru.(aju)