Menteri Kesehatan RI 2004-2009, Siti Fadilah saat disuntik sel denditrik dari dirinya sendiri oleh Menteri Kesehatan RI 2019-2021, Terawan Agus Putranto di RSPAD, Jakarta, Jumat (23/4). (Ist)

Disuntik Sel Dendritik Sendiri, Mantan Menkes Siti Fadilah Jadi Relawan Vaksin Imunoterapi

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Menteri Kesehatan RI 2004-2009, Siti Fadilah mengatakan dirinya menjadi relawan penelitian vaksin imunoterapi dari dr Terawan, Jumat (23/4).

“Saya disuntik sel dendritik saya sendiri yang diambil dari darah saya sendiri 8 hari yang lalu (15/4) sebanyak 40 cc. Sebagian untuk baseline data, sebagian untuk proses untuk memisahkan denditrik sel dari darah putih saya secara bertahap dengan teknologi tertentu,” ujarnya dalam keterangan persnya, Jumat (23/4).

Kemudian, lanjutnya, denditrik sel diinkubasi dengan antara lain kit covid-19 dan zat lainnya.

Pada hari ke-8, ujar Siti, denditrik sel miliknya sudah dianggap mengerti dan kuat melawan virus Covid-19.

Setelah itu denditrik sel tersebut dibersihkan kemudian disuntikkan ke dirinya kembali.

“Jadi saya disuntikkan sel dendritik saya sendiri. Jadi yang dimasukkan dalam tubuh saya itu murni denditrik sel saya sendiri,” ungkapnya.

Bedanya dengan vaksin konvensional, ia mencontohkan Astra Zeneca yang disuntikkan adalah the whole of antigen yang mengandung bagian dari Virus Covid-19 yang disuntikkan masuk ke dalam tubuh.

Apalagi dengan Sinovac, seluruh virusnya dimasukkan ke dalam tubuh, walaupun sudah dilemahkan.

“Sekarang kita tinggal tunggu hasilnya,” tandasnya.

Terkait rasanya, kata Siti, seperti suntikan biasa. Tidak ada yang dirasakan sama sekali.

“Sekarang saya nunggu, diambil darah saya lagi untuk menghitung antibody beberapa hari lagi. Tujuannya untuk dibandingkan dengan jumlah antibodi saya sebelumnya. Saya sudah di beri jadwal untuk kembali ke RSPAD lagi untuk melanjutkan pemeriksaan lab dalam rangka penelitian vaksin Nusantara,” jelasnya.

Ia menambahkan jika penelitian ini berhasil, nantinya diharapkan bukan hanya untuk Covid-19 saja, melainkan bisa digunakan untuk semua antigen dari mutasi Covid-19 yang saat ini tersebar di berbagai belahan dunia.

“Inilah yang disebut vaksin imunoterapi. Approachnya adalah yaitu vaksinasi berbasiskan imunoterapi,” pungkasnya.