Pendeta Weinata Sairin

Koruptor itu Orang-orang Tersohor

Loading

Ternyata para koruptor itu orang-orang tersohor

bukan tipe mang oha penjual batagor dari Bogor
atau kelasnya kang yuri pedagang cireng dari Cicalengka
mereka bukanlah petani papa
dari Cikupa
bukan tukang tambal ban yang mangkal
di depan pintu tol Dukuh

koruptor yang di jemput paksa oleh KPK adalah orang hebat dan ternama
ia datang mengenakan batik puluhan juta rupiah
ia orang berpangkat
pemimpin publik
pembuat aturan perundangan
asetnya milyaran rupiah

koruptor-koruptor itu orang tersohor
bukan kaum miskin
yang tidurnya bersama kambing
seperti yang pernah ditayangkan di televisi

korupsi dalam pandangan mereka
bukan lagi kejahatan yang merampas hak-hak rakyat
bukan lagi perbuatan aib penuh noda yang mengotori agama
dan merugikan nama besar keluarga

korupsi adalah semacam kepiawaian seorang tokoh untuk memperkaya diri sendiri
dengan mengeruk uang negara sebanyak-banyaknya
demi kejayaan lima -enam keturunan

sebagai warga sebuah NKRI yang beragama
kita miris menyaksikan
praktek korupsi yang sangat membabi buta
mereka mengkorup dana untuk pembangunan rumah ibadah
dan pencetakan kitab suci agama
mereka mengkorup dana-dana untuk bantuan sosial mereka para koruptor tersohor itu takmau lagi memilah-milah
dana untuk pos apa yang mereka korup itu mereka seakan kesurupan
mengkorup semua dana yang bisa ditekuk

negeri ini perlu merumuskan ulang legislasi yang lebih tepat untuk menghabisi korupsi dan koruptor
insitusi KPK mesti diperkuat lagi dengan ketentuan perundangan yang lebih memadai
komitmen para pejabat publik untuk memberantas korupsi harus makin diperkuat
tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, psikolog, sosiolog bisa berkolaborasi
dalam merumuskan langkah bersama secara nasional
untuk memberantas korupsi
NKRI yang majemuk adalah negeri yang warganya taat beragama
NKRI bukan surga bagi para koruptor!

Jakarta, 25 September 2021/2.45

Pendeta Weinata Sairin